HALO SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tengah berupaya untuk menurunkan jumlah kasus stunting di Kota Semarang. Sebab, penurunan kasus stunting belum terlihat signifikant dan cenderung masih stagnan.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, pihaknya terus berkolaborasi bersama berbagai pihak untuk menurunkan kasus stunting pada balita dan baduta maupun yang memiliki resiko stunting. Termasuk dengan hadirnya rumah Sigap (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) dan rumah Pelita di Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara.
“Ini dalam upaya untuk pencegahan risiko dan penanganan kasus stunting. Untuk rumah Pelita bertujuan untuk menangani anak yang alami stunting, karena di daerah tersebut kasus stunting yang cukup tinggi, selain itu juga ada di Kelurahan Kemijen dan Tanjung Mas. Karena 3 wilayah tersebut kan beririsan, sehingga perlu upaya untuk penanganan agar bisa turun kasus stuntingnya,” terangnya, Rabu (9/8/2023).
Selain meminta Dinkes Kota Semarang dan Disdalduk untuk menangani kasus stunting, kata Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita G Rahayu pihaknya juga mengajak kalangan milenial dan generasi Z, seperti mahasiswa dan pelajar untuk ikut berkolaborasi menanganinya.
“Kami juga dibantu oleh pihak NGO, yakni Tanoto Foundation bidang pendidikan untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di Kota Semarang. Mahasiswa dan pelajar akan dilibatkan untuk memasak menu untuk cegah stunting lalu memberikan kepada anak anak yang stunting dan ibu-ibu terkena anemia, tak hanya itu mahasiswa atau komunitas luar Semarang juga dirangkul,” paparnya.
Nantinya, orang tua juga diedukasi untuk memberikan makanan yang punya nilai gizi bagi putra-putrinya. “Bahkan, kami dibantu dari kalangan akademisi bagaimana untuk memberikan treatment khusus kepada anak stunting, agar tidak mengalami stunting. Karena beda usia anak, akan ditangani dengan cara atau pendekatan yang berbeda pula, sehingga memang disesuaikan dengan masa perkembangan anak,” pungkasnya.(HS)