HALO SEMARANG – Calon Presiden Prabowo Subianto sempat melontarkan guyon dalam Pidato Kebangsaannya tentang Swasembada Energi, Pangan, dan Air di Ballroom Po Hotel, Paragon Mall, Semarang, Jumat (15/2/2019).
Salah satunya tentang para pakar yang mendampinginya dalam pidato kebangsaan tersebut. Prabowo awalnya berbicara soal persoalan kebangsaan, energi, air, dan ekonomi, khususnya gini ratio Prancis hingga Amerika Serikat. Prabowo lantas mengonfirmasi kembali data yang disampaikan kepada timnya. Saat meminta data, Prabowo berkelakar sambil bercanda, bahwa dirinya memiliki pakar-pakar yang kepalanya kebanyakan botak.
“Saya punya pakar ini banyak sekali yang botak-botak. Pak Rahmat buka kopiahnya dong, coba. Jadi kalau… ya udah, jangan, nanti terlalu guyon nggak boleh. Serius, ini adalah pidato kebangsaan. Jadi saya tidak boleh terlalu banyak guyon dan saya tidak boleh joget,” imbuh Prabowo disambut gelak tawa hadirin.
Prabowo kembali berkelakar soal pakar-pakarnya yang berkepala botak. Bahkan karena kerap berdiskusi dengan para pakar, kata Prabowo, akhir-akhir ini kepalanya juga mulai ikut botak. Prabowo pun melanjutkan candaannya, jika dia menang pilpres, para pakarnya jadi pihak yang paling senang.
“Kalau saya Insyaallah jadi presiden, yang paling senang yang botak-botak itu karena kami akan mencari putra-putri terbaik bangsa Indonesia seperti mereka,” sebut Prabowo disambut gelak tawa.
Selain bicara soal para pakar yang mendampinginya, Prabowo mengaku harus berhati-hati dalam berbicara. Apalagi banyak kamera yang kini kerap menyorot dirinya serta pidato-pidatonya. Hal itu disampaikannya saat berbicara tentang upaya meningkatkan kualitas aparat penegak hukum. Prabowo berjanji akan menaikkan gaji penegak hukum untuk mencegah terjadinya praktik korupsi.
“Aparat pemerintah, birokrasi juga demikian, harus unggul, harus pandai, harus hebat dan tidak bisa disogok siapa pun. Dan untuk hasilkan itu kita harus konsepsional, pakai konsep tidak hanya pakai mulut. Dan konsepnya kita perbaiki, kualitas hidup mereka. Gaji semua petugas harus cukup supaya tidak tergoda,” ujar Prabowo.
“Kalau gaji hakim-hakim kita sudah sedemikian hebatnya dan masih bisa disogok, eh saya harus hati-hati bicara, apalagi ada kamera, itu cameraman senyum-senyum, camerawoman senyum-senyum. Saya sekarang harus hati-hati kalau bicara. Ya kalau masih ada hakim yang bisa disogok ya kita pikirkan bagaimana,” kata Prabowo.
Untuk memenuhi janji tersebut, Prabowo bakal memperbaiki perekonomian bangsa, sehingga tidak ada uang yang bocor ke luar negeri.
“Saya percaya, Insyaallah nanti kalau semua petugas kehidupannya bagus, makmur, uang beredar di Indonesia tidak ke luar negeri. Kalau semua cukup uang, untuk apa kita ribut-ribut?” tuturnya disambut tawa tamu undangan yang hadir.
Sebagai informasi, Capres Prabowo Subianto menggelar pidato kebangsaan di Semarang dengan melibatkan puluhan panelis di bidang ekonomi, energi, pangan, dan air. Dijelaskan, para panelis akan ikut serta menyampaikan pendapatnya soal tema pidato kebangsaan, yakni “Mewujudkan Swasembada Energi, Pangan, dan Air”.(HS)
Berikut ini nama-nama panelis yang terlibat dalam Pidato Kebangsaan Prabowo di Semarang:
Prof Burhanuddin Abdullah, mantan Gubernur Bank Indonesia
Dr Dradjad Wibowo, pakar ekonomi
Dr Ichsanuddin Noorsy, pakar ekonomi
Dr Alex Yahya, pakar ekonomi
Dr Harriyadin, pakar ekonomi
Dr Andika, pakar ekonomi
Sugiono, Direktur IKS UKRI
Dirgavuza Setiawan
lnfrastruktur
Suhendra Ratu, mantan Staf Khusus Kementerian PU
Putra Java Husin, anggota Komisi V DPR RI
Bambang Haryo Soekartono, Anggota Komisi VII DPR RI
Marco Kusuma, pakar perumahan
Energi dan Pangan
Dr Willie Smits, Chief Scientist Arsari Enviro Industri
Sudirman Said, mantan Menteri ESDM
Dr M. Said Didu, mantan Staf Khusus Menteri ESDM
Kardaya Warnika anggota Komisi VII DPR RI
Prof. Laode Kamaluddin, pakar pangan
Prof. Oki Muraza, pakar energi terbarukan
Prof. Azril Azhari, pakar pangan
Dr Rachmat Pambudy, pakar pangan
Rauf Purnama, pakar Sumber Daya Alam
Ferry Mursyidan Baldan, mantan Menteri Pertanahan
Edhy Prabowo, Ketua Komisi IV DPR RI
Endang Thohari, mantan Dirjen Kementerian Pertanian
Lingkungan Hidup
Fabby Tumiwa, Direktur Institute for Essenth Services Reform
Achmad Adhitya, pakar konservasi kehutanan
Suhardi Suryadi, direktur LP3ES
lrvan Pulungan, ahli hukum lingkungan
I Gusti Gede Maha S Adi, fr editor National Geographic Indonesia
Aria Witoelar, CEO Arya Watala Capital
Surya Dharma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan (METI)
Perwakllan Partai Koalisi Adil Makinur
Agnes Marcelina (Gerindra)
Novita Wijayami [Gerindra)
Nadea Lazuardani Zahra (Berkarya)
Dian Fatwa (PAN)
Zubaedah Fikri Faqih (PKS)
Indah Elrista (Demokrat).(HS)