HALO WONOSOBO – Anggota DPRD Jateng Kholik Idris hanyut dalam suasana suka cita, bersama warga Desa Simbarejo, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, karena dia turut didapuk menari bersama penari “Tari Topeng”.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Sosialisasi Kebijakan melalui Media Tradisional (Metra) Sekretariat DPRD Jateng, baru-baru ini.
Kepada warga desa setempat, anggota Komisi A itu meminta warga desa terus mempertahankan kesenian tradisional. Dengan begitu, kaum muda bisa ikut mengenal dengan baik kesenian di daerahnya.
“Semua bisa bersinergi dalam memajukan desanya. Mari kita bersama-sama membangun desa,” katanya di hadapan ratusan warga desa.
Dikatakannya pula, tidak hanya warga di Desa Simbarejo, upaya nguri-uri budaya itu tetap dilakukan desa-desa lainnya. Tujuannya agar semua masyarakat tetap memiliki jati diri bangsa.
“Wong Jawa aja ilang Jawane. Jadi, semua bisa tahu kesenian dan tradisi yang dimiliki tiap daerahnya,” tandasnya, seperti dirilis dprd.jatengprov.go.id.
Kesenian Tari Topeng di Wonosobo kerap dikenal dengan Tari Topeng Lengger.
Kata Kholik, Lengger masih diminati oleh masyarakat. Tarian ini dijadikan sebagai salah satu kesenian tradisional yang khas.
Asal usul, fungsi, struktur, dan perkembangan lengger dari seni tradisi menjadi seni pertunjukan tontonan dalam sebuah upacara adat nyadran merupakan sisi yang menarik bagi masyarakat.
Mulanya pertunjukan lengger di Selomerto menampilkan laki-laki yang berperan sebagai perempuan, menari, dan menyanyi diiringi angklung, kempul, gong, dan kendhang batangan.
Pada tahun 1975 terdapat perubahan penari lengger yang diperankan laki-laki kemudian diganti penari perempuan.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan budaya dalam masyarakat.(HS-08)