HALO SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau secara langsung pelayanan program Keluarga Berencana (KB) Gratis Sejuta Akseptor di sejumlah lokasi di Kota Semarang, Senin (29/6/2020).
Selain memastikan pelayanan KB gratis dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan, Ganjar juga berdialog langsung dengan akseptor.
Istirochah, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kota Semarang dan beberapa pasien KB tidak menyangka akan bertemu Gubernur saat sedang mengikuti program KB gratis di bidan mandiri Istirochah, Jalan Puri Anjasmoro B 10 No 9 Kematan Semarang Barat.
Istirochah, yang juga salah seorang bidan yang melayani program KB Gratis meminta masyarakat tak takut untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dia memastikan, pelayanan dilakukan sesuai protokol kesehatan.
“Ada sekitar 90 (orang) bidan di Kota Semarang yang turut mendukung program ini. Dan dipastikan pelayanan sesuai protokol kesehatan,” kata dia.
Selama ini, bidan terutama yang ada di Kota Semarang telah mendukung program pemerintah terkait KB. Salah satunya dengan sosialisasi, edukasi, dan memberikan pelayanan terbaik bagi akseptor.
“Pada prinsipnya kami mendukung program pemerintah. Inovasi yang kami lakukan dengan menyosialisasikan melalui media sosial terkait program-program KB,” tandasnya.
Sementara salah satu warga Puri Anjasmoro, Jumirah yang juga pasien inplan KB, di hadapan Ganjar mengungkapkan, jika KB tidak berbahaya bagi kesehatan maupun alat reproduksi wanita.
“Ada yang bilang kalau KB pakai ini berbahaya, bisa menyebar ke seluruh tubuh, atau tidak bisa haid. Tapi nyatanya tidak, Pak, itu hanya mitos. Saya aman-aman saja,” katanya saat ditanya alasan kenapa KB oleh Gubernur.
Dia melanjutkan program KB-nya, karena ingin menjaga kualitas keluarganya.
Alasan lain, karena kondisi ekonomi turun selama pandemi Covid-19 berlangsung. Usaha penjualan susu sapi miliknya ikut terdampak pandemi.
“Saya bekerja jualan, dan selama pandemi menurun pendapatannya. Saya mau meneruskan KB,” imbuhnya.
Menanggapi itu, Ganjar meminta meminta para akseptor juga mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat KB.
“Tidak takut ikut KB ya, ibu. Kalau bisa tolong disampaikan kepada yang lain tentang manfaat KB,” ujar Ganjar.
Menurutnya, sebagian masyarakat masih belum memahami manfaat KB secara detail. Bahkan mereka khawatir terkait risiko yang akan dialami akseptor, karena minimnya pemahaman terhadap KB tersebut.
“Penjelasan lebih detail sosialisasi tentang KB perlu melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama sampai lembaga adat jika ada di daerah setempat. Itu untuk menjelaskan dengan baik, dengan rasionalitas yang bagus kepada masyarakat. Ada yang bilang mau KB, tapi takut tidak haid, takut gemuk. Sehingga edukasi sangat penting untuk disampaikan,” paparnya.
Terkait ketakutan masyarakat untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan karena pandemi, Ganjar meminta supaya sosialisasi terus dilakuikan secara masif. Selain itu, penerapan protokol kesehatan diperketat.
“Tidak usah takut. Prosedurnya tetap sama asalkan protokol kesehatan diperketat. Selain itu, yang mengelola juga jangan ceroboh, harus punya disiplin tinggi,” tegasnya.(HS)