HALO SEMARANG – Calon Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi menyatakan peran pemuda penting bagi pembangunan daerah. Maka dari itu, dia melibatkan anak-anak muda untuk berdiskusi tentang permasalahan yang ada di Kota Semarang.
Diskusi bersama kawula muda itu bertajuk “Rembuk Yok”, sebuah ruang yang digagas Yok Bisa Community untuk saling bertukar pikiran membahas segala persoalan Kota Semarang dari perspektif generasi muda.
Dalam diskusi tersebut, Yoyok menerima beragam aspirasi yang disampaikan anak muda. Meteka menyampaikan persoalan yang jamak dihadapi anak-anak muda Kota Semarang. Tentu, masalah itu juga dialami mayoritas warga Ibu Kota Jateng.
“Bagus banget tadi ada 11 pertanyaan. Saya catat ada dua sampai tiga aspirasi disampaikan oleh anak-anak muda untuk perbaikan, pelayanan di Kota Semarang ke depan,” kata Yoyok saat menghadiri Rembuk Yok di Kafe Atap Langit Kota Semarang, Minggu (3/11/2024).
Yoyok mengatakan, pertanyaan yang dilontarkan belasan pemuda-pemudi itu kritis. Dia menilai pertanyaan yang kritis tersebut sebagai hal wajar, sesuai semangatnya untuk pembangunan Kota Semarang.
“Semuanya kritis, memang anak-anak muda ini terkenal begitu, punya pandangan kritis terhadap perbaikan Kota Semarang,” kata CEO PSIS ini.
Politikus Partai Demokrat tersebut menyatakan, akan mendorong acara diskusi-diskusi seperti ini agar sering dilakukan. Selain memiliki tujuan yang baik, juga untuk belanja masalah bagi seorang pemimpin. Termasuk ruang dialog antar-generasi.
“Ini momentum kami Yoyok-Joss untuk belanja masalah, justru kami senang dalam satu tempat muncul banyak permasalahan yang disampaikan, syukur-syukur dibahas soal solusinya juga,” kata Mantan Anggota Komisi X DPR RI tersebut.
Dari pandangan anak muda yang mengikuti diskusi tersebut, Yoyok dinilai cakap dan aktif memberikan tanggapan. Hal itu sesuai harapan Generasi Milenial maupun Gen Z yang hadir.
“Mas Yoyok selaku calon pemimpin kita, Alhamdulillah responsnya bagus, semoga ini bisa berlanjut terus,” kata Anwar Rosyidin, Koordinator Sukarelawan Yok Bisa.
Sekitar 50 persen pemilik suara di Kota Semarang adalah usia produktif, 17 hingga 30 tahun. Menurutnya, kelompok anak muda tak bisa dikesampingkan begitu saja, apalagi hanya menjadi objek politik.
“Tidak bisa dipungkiri warga Kota Semarang yang memiliki hak pilih di Pemilu, di atas 50 persen adalah anak muda, usia-usia 17 tahun sampai 30 tahunan. Hal ini jangan sampai anak muda hanya menjadi objek politik, kalau bisa jadi subjek,” katanya.
Anwar menyatakan Yoyok Sukawi yang berpasangan dengan Joko Santoso alias Joss itu punya perhatian kepada anak muda. Kriteria itu telah dilihatnya saat diskusi bersama, yaitu menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dengan empati, memahami perubahan, hingga mampu memberikan motivasi generasi di bawahnya.(HS)