HALO SEMARANG – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ( FITK) UIN Walisongo menggandeng 21 speaker luar negeri menggelar Virtual International Conference (VIC).
Kegiatan ini terlihat sangat spesial, karena dihadiri 21 speaker dari berbagai belahan negara di dunia.
“Kegiatan kali ini adalah kegiatan yang sangat spesial, karena konferensi internasional yang diselenggarakan oleh FITK menggandeng kurang lebih 21 speaker luar negeri,” ujar Dekan FITK Walisongo, Dr Lift Anis Mashumah, Rabu (23/9/2020).
Ke 21 speaker yang terlibat, kata dia, yakni meliputi negara Indonesia, Mesir, Pakistan, India. Lalu, ada Qatar, Oman, Irak, Kuwait, Filiphina, Palestina, Bagnladesh, Algeria, Nepal.
“Kemudian Uni Emirates Arab, United Kingdom, Thailand, Iran, USA, Portugal, Nigeria dan Syiria. Virtual conference ini berlangsung selama 3 hari, yaitu 23-25 September 2020 di Gedung ICT Center Kampus 3 UIN Walisongo Semarang dengan tema Education in The Era of Post Covid-19,” imbuhnya.
Adapun tema yang diangkat, lanjut dia, sangat menarik untuk dibahas. Karena seluruh lembaga pendidikan harus merespon segala perubahan yang ada yang disebabkan oleh pendemi.
Dan setiap lembaga segera untuk beradaptasi dan melakukan inovasi teknologi dalam model pembelajaran. Sedangkan sub-tema yang didiskusikan pada konferensi ini, yakni meliputi model pembelajaran, lingustik, dan tekonologi pembelajaran.
“Lembaga pendidikan harus segera beradaptasi dengan teknologi untuk model pembelajaran, maka hal ini sangat menarik untuk didiskusikan. Sub-tema yang dibahas adalah model pembelajaran, lingustik, dan teknologi pembelajaran,” katanya.
Kegiatan VIC ini dibuka langsung oleh Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq. Dalam sambutannya, dia mengatakan, VIC ini menjadi forum besar yang diselenggarakan oleh FITK UIN Walisongo.
Dan pihaknya sangat mengapresiasi panitia karena dapat menggandeng 21 speaker dari berbagai belahan negara.
“Selama 7 bulan ini kita bersama berperang dengan Covid-19 yang berdampak ke seluruh lini. Maka dari itu, kita harus merespon segala perubahan yang ada salah satunya pada lini teknologi. Teknologi dan inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran harus segera dikembangkan dan diadaptasi,” katanya.
Situasi pandemi ini, lanjut rektor, berdampak ke seluruh lini seperti politik, ekonomi, budaya, pendidikan bahkan agama.
“Maka dari itu, kita harus merespon segala perubahan yang terjadi. Teknologi menjadi hal yang harus dikembangkan dan diinovasi bagi lembaga pendidikan untuk model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,” terang Rektor.
Di akhir sambutannya, Rektor juga menyampaikan bahwa UIN Walisongo saat ini mengembangkan smart and green kampus serta model pembelajaran yang damai dan moderasi. Pembelajaran yang damai dan mengedepankan kemanusiaan dan toleransi.
“Saat ini UIN Walisongo mengembangkan smart and green kampus. Di samping itu, kampus juga sedang mengembangkan model pembelajaran yang damai dan moderasi,” katanya.
Setelah dibuka acara ini, dilanjutkan dengan keynote speech yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Agama, Prof Muhammad Ali Ramdhani.
Dia menyampaikan pengembangan pendidikan dan pembelajaran melalui daya dukung teknologi dan membangun budaya digital. Pada forum ini, dirinya berharap mucul adanya model dan inovasi pembelajaran untuk membangun Indonesia.(HS)