in

Dirzawa Kemenag Kenalkan Program Kemiskinan Nol melalui Pemberdayaan Amil Zakat

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Waryono. (Foto : kemenag.go.id)

 

HALO SEMARANG – Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghafur, menawarkan program Zero Poverty melalui Pemberdayaan Amil Zakat.

Program ini dirumuskan sebagai tema proyek perubahan pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, Angkatan LX.

Selaku mentor utama, Dirjen Bimas Islam Prof Dr Kamaruddin Amin. Adapun untuk coach adalah Ir Ambar Rahayu MNS.

Proyek perubahan ini dipresentasikan di hadapan tim penguji dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), yakni Dr Tri Widodo Wahyu Utomo SH MA, Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara.

Zero Poverty” atau Kemiskinan Nol berfokus pada upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM amil, melalui pengembangan SDM,” kata dia.

Konsep pengembangan SDM yang ditawarkan adalah Humanity, Empowerment, Responsibility, Optimism (HERO).

Langkah ini diambil mengingat potensi zakat Indonesia yang sangat besar, yakni Rp  327,6 triliun, namun realisasinya baru mencapai Rp 31 triliun hingga 2023.

Prof Waryono menegaskan bahwa tantangan utama dalam pengelolaan zakat di Indonesia, meliputi rendahnya literasi zakat, minimnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat, serta kualitas dan kuantitas SDM amil yang belum optimal.

“Program Zero Poverty bertujuan untuk memperbaiki ekosistem amil zakat, mencakup penyusunan Buku Profiling SDM Amil, kamus kompetensi, cetak biru pengembangan SDM Amil, serta penguatan sistem informasi profiling melalui simzat SDM amil yang dikelola oleh Kementerian Agama,” kata dia.

Dalam sesi evaluasi, Prof Kamaruddin Amin menyampaikan bahwa proyek ini perlu dilengkapi dengan persiapan terencana dalam pengembangan amil secara sistematis.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan Baznas dan Kementerian Agama dalam menyiapkan filterisasi dan beasiswa bagi calon amil, sehingga SDM yang dihasilkan lebih profesional dan mampu mengelola potensi zakat yang semakin meningkat.

Dr Tri Widodo Wahyu Utomo dari LAN RI, juga memberikan tanggapan positif terhadap proyek perubahan ini.

Menurutnya, pendataan profil SDM amil dalam sistem informasi zakat Kementerian Agama menjadi langkah penting untuk mendukung keberhasilan program Zero Poverty.

“Proyek ini harus ditindaklanjuti dengan kolaborasi antar kementerian guna memastikan penerapan yang efektif di lapangan,” ujarnya.

Selain itu, Dr Tri Widodo menyoroti pentingnya pembaruan kapasitas SDM amil yang sudah ada.

Ia menekankan bahwa pengelolaan zakat membutuhkan tenaga amil yang kompeten, sehingga langkah-langkah terencana dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan harus segera dilakukan oleh Kementerian Agama.

Dengan harapan besar terhadap program Zero Poverty, Prof Waryono menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah nyata untuk mengatasi kemiskinan melalui zakat.

Ia menutup presentasinya dengan pesan optimistis, “From Zero to Hero Amil for Poverty Alleviation, Selamat Tinggal Kemiskinan, Selamat Datang Amil berdaya, zakat jaya, Indonesia digdaya, Masyarakat Sejahtera!” (HS-08)

35 Kontingen Sudah Tiba di Solo Raya, Siap Bertanding untuk Peparnas XVII

Fakultas Syariah UIN KHAS Jember dan USIM Malaysia Jalin Kerja Sama Pertukaran Dosen dan Mahasiswa