HALO BLORA – Program inovasi Pemkab Blora, Gerakan Pengembangan Buah Lokal Nusantara, yang disingkat “Gerbang Blora”, mulai memperlihatkan hasilnya di Desa Bicak, Kecamatan Todanan.
Desa yang warganya sejak 2018 mendapat bantuan bibit pohon alpukat itu, kini mulai panen perdana dan dihadiri langsung oleh Bupati Blora, Arief Rohman, belum lama ini.
Alpukat varietas aligator berukuran besar, dengan berat bisa mencapai 1 kilogram per buah itu, dipotong Bupati menggunakan gunting khusus, diikuti Kepala DP4 dan Kepala Desa Bicak.
Kepala Desa Bicak, Winto menyampaikan bahwa saat ini di desanya terdapat 2.900 batang pohon alpukat dari berbagai jenis varietas.
“Dari 2900 batang pohon itu. 350 pohon sudah berproduksi menghasilkan buah seperti yang dipanen saat ini,” kata dia, seperti dirilis blorakab.go.id.
Selain itu terdapat 550 batang pohon yang masih berumur 2 tahun belum berbuah, dan sisanya 2000 pohon masih usia 1 tahun juga belum berbuah.
Adapun jenis varietas aligator 60 persen, mentega 20 persen, dan kendil 20 persen.
“Untuk yang dipanen Pak Bupati ini varietas Aligator. Rata-rata setiap pohon menghasilkan 80 kg alpukat,” kata dia.
Untuk varietas ini, pada umur 4 tahun, pohon sudah mulai berbuah.
Dia berharap Pemkab Blora bisa membantu pemasaran dengan harga yang lebih tinggi lagi.
“Saat ini baru diharga Rp 13 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram. Jika satu pohon rata rata berbuah 80-100 kilogram, bisa dapat uang sekitar Rp 1 juta dari 1 pohon,” tambah Kades Winto.
Pihaknya mengaku mulai melaksanakan program pembagian dan penanaman bibit alpukat ini pada 2018 lalu, dengan anggaran dari Dana Desa dan dibantu DP4 Blora.
Mbah Pardi, salah satu petani alpukat mengaku senang dan bersyukur bisa memiliki sekitar 20 pohon alpukat sehingga dapat menambah pendapatan selain mengandalkan garapan sawahnya.
“Dulu awal tanam dapat bibit dari penjual keliling, terus dibantu Pak Kades dan dinas. Sekarang punya sekitar 20 pohon yang sudah berbuah. Harganya kadang dibeli Rp 13 ribu, kadang kalau pas baik Rp 15 ribu. Dijual ke Todanan, atau ada pembeli yang datang (ditebas),” ungkap Mbah Pardi.
Melihat potensi ini, masyarakat pun semakin banyak yang tertarik untuk menanam pohon alpukat.
Bupati Blora, Arief Rohman pun menyambut baik adanya Desa Sentra Produksi Alpukat di Bicak ini. Menurutnya Pemkab siap untuk memberikan pendampingan agar pemasangannya semakin baik.
“Seperti Mbah Pardi warga yang punya 20 pohon, jika rata rata satu pohon buahnya menghasilkan uang Rp 1 juta, maka bisa dapat Rp 20 juta sekali panen. Padahal tanam alpukat hanya jadi sampingan sebagai tumbuhan pekarangan. Terobosan yang istimewa oleh Pemdes Bicak untuk membantu ekonomi warganya. Apalagi karakter tanah di Bicak ini merupakan tanah merah yang bagus untuk tanaman buah. Semoga bisa menginspirasi Desa Desa lain di Kecamatan Todanan,” ucap Bupati Arief.
Setelah mulai panen, pihaknya meminta agar Dinas (DP4) bisa menghubungkan dengan distributor toko buah.
Agar warga bisa mendapatkan harga yang lebih menguntungkan. Warga berharap harganya bisa mencapai Rp 30 ribu per kilogram. Pasalnya saat ini mulai banyak tengkulak masuk.
“Kebetulan tahun ini (2025) ruas Jalan Kacangan – Bicak – Sendang arah ke Karanganyar Todanan akan dilanjutkan pembangunannya. Melanjutkan cor tanjakan Kacangan arah Bicak yang baru sebagian dibangun. Kami berharap jika pembangunan jalan nantinya selesai, tolong Pak Kades diaktifkan kembali Desa Wisata nya. dulu sempat hits dengan Bukit Cengklik nya. Apalagi sekarang sudah jadi sentra Alpukat juga. Bicak pasti Keren…!! Ayo sukseskan “Gerbang Blora…!! Gerakan Pengembangan Buah Lokal Nusantara…!!,” kata Bupati. (HS-08)