HALO BLORA – Dewan Pendidikan Kabupaten Blora menyoroti pentingnya perpisahan kelas dan karya wisata, dalam mendukung penguatan pendidikan berbasis Kurikulum Merdeka.
Berdasarkan kajian yang telah disusun, kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga memiliki nilai edukatif dan reflektif bagi siswa.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Blora, Slamet Pamudji, seperti dirilis blorakab.go.id menegaskan bahwa perpisahan kelas dan karya wisata, harus diarahkan untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila.
Dalam kegiatan dtanamkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, gotong royong, serta pembelajaran kontekstual yang berorientasi pada pengalaman nyata.
“Kami melihat bahwa perpisahan sekolah dan karya wisata dapat menjadi sarana pembelajaran yang bermakna, jika dikelola dengan baik,” kata Slamet Pamudji, di Blora, Jumat (7/3/2025).
“Oleh karena itu, kami merekomendasikan adanya pedoman khusus yang memastikan kegiatan ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional dan tidak menjadi beban bagi siswa serta orang tua,” imbuhnya.
Dalam kajian ini, Dewan Pendidikan Kabupaten Blora memberikan beberapa rekomendasi utama, antara lain :
- Pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan diharapkan menyusun pedoman pelaksanaan perpisahan kelas dan karya wisata, yang menitikberatkan pada aspek edukasi, budaya, dan sosial.
- Transparansi Pendanaan, Pembiayaan kegiatan harus dilakukan secara transparan, sesuai regulasi yang berlaku, sehingga tidak membebani siswa dan orang tua.
- Sekolah dan komite sekolah diharapkan merancang kegiatan yang tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga memiliki nilai pendidikan dan kebersamaan.
- Dinas Pendidikan Kabupaten Blora diimbau untuk melakukan evaluasi dan monitoring guna memastikan kegiatan ini berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.
- Setiap kegiatan perpisahan dan karya wisata, harus memperhatikan faktor keamanan, baik dalam hal transportasi, kondisi lokasi wisata, maupun keselamatan siswa selama perjalanan dan kegiatan berlangsung.
Penggunaan kendaraan yang laik jalan serta didukung oleh operator resmi harus menjadi prioritas agar perjalanan siswa aman dan nyaman.
Destinasi wisata yang dipilih harus memiliki fasilitas keselamatan yang memadai dan sesuai dengan standar kunjungan pelajar.
Selain itu, Dewan Pendidikan Kabupaten Blora juga merekomendasikan agar lokasi karya wisata dipilih dengan mempertimbangkan relevansi terhadap pembelajaran, baik di dalam Kabupaten Blora maupun di daerah lain.
Beberapa di antaranya seperti Desa Wisata Kampung Samin Surosentiko, tempat wisata yang dikelolan Perhutani, migas hingga destinasi edukatif lainnya.
“Kami berharap kajian ini dapat menjadi acuan bagi sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan di Blora agar kegiatan perpisahan dan karya wisata dapat memberikan manfaat maksimal bagi siswa tanpa mengesampingkan faktor keamanan dan kenyamanan,” kata Slamet Pamudji. (HS-08)