HALO BLORA – Berawal dari coba-coba membuat makanan kecil, memasarkannya di kantin sekolah, dan warung kecil pada 2008 silam, saat ini Endang Sulastri (48), warga Punggursugih, Ngawen, Blora, Jawa Tengah, kini telah mampu memasarkan produk jajanan lokal blora ke sejumlah negara, seperti Jepang, Belanda, dan beberapa negara di Eropa.
Perusahaan yang dia bangun dan kini berbentuk PT, yakni Shafaa Food Indonesia, juga telah mampu memberikan pekerjaan pada belasan penduduk setempat.
“Bermula sekitar tahun 2008, iseng menjual jajanan di kantin sekolah dan warung-warung untuk sekadar mengisi waktu,” kata Endang Sulastri, Selasa (8/8/2023), seperti dirilis laman resmi milik Pemkab Blora, blorakab.go.id.
Dia pun menceritakan, setelah mencoba memasarkan produknya, Endang pun mulai kerap menerima pesanan snack, jajanan tradisional, dan berbagai produk roti.
Tak puas dengan pencapaiannya, perempuan itu pun terus bereksperimen. Beragam bahan lokal yang dia temui di sekitarnya, dia olah menjadi produk cemilan yang tahan lama, memiliki nilai jual tinggi, dan bisa dibawa sebagai oleh-oleh jika datang ke Blora.
“Ada kurang lebih 15 produk oleh-oleh yang dijual,” kata dia.
Beberapa produk tersebut, di antaranya serundeng bandeng, abon ikan, stik wortel, keciput ketan, bola abon ikan, lidah kucing monju, dan masih banyak ragam cemilan lainnya.
Dalam pemasarannya, Endang menggunakan beragam media dan cara. Tak hanya media sosial seperti Instagram, dia juga mengikuti beragam pameran.
Berkat kegigihannya dalam pemasaran, kini produknya mulai dikenal luas. Produk buatannya juga mudah ditemui di beberapa minimarket, tak hanya di Blora, melainkan juga di beberapa pusat oleh-oleh di Semarang, Kendal, Demak, Jogja, dan daerah lainnya.
Saat ini beberapa produknya juga telah dinyatakan lolos kurasi tahap 3 dan dinyatakan sebagai produk UKM siap ekspor oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah dan siap didistribusikan ke beberapa negara.
Shafaa Food Indonesia yang kini telah berbentuk PT, telah memiliki 15 karyawan, dengan rumah produksi di Ngawen, Todanan, dan Randublatung.
Bahkan kini perusahaan itu siap berekspansi dengan menggandeng mitra UKM dari Todanan dan Randublatung sehingga varian produk SFI semakin beragam.
Di tengah kesibukannya menjalankan bisnis, Endang juga kerap kali diminta untuk berbagi ilmu di dalam maupun luar kota.
“Ya sering diminta untuk mengajari ibu-ibu oleh PKK Kabupaten, oleh komunitas UKM, Balai Latihan Kerja atau BLK Blora,,” terangnya.
Dirinya juga beberapa kali digandeng dinas atau komunitas dari luar kabupaten sebelah.
“Senang saja kalau bisa berbagi ilmu kepada ibu-ibu,” ucapnya.
Sementara itu, Andri salah satu penikmat makanan tradisional khas Blora mengaku terkesan setelah mencicipi.
“Keciput ketannya enak dan gurih, mantap,” katanya. (HS-08).