in

Basarnas Imbau Pekerja Jasa Gali dan Bor Sumur Tradisional Utamakan Keselamatan Kerja

HALO SEMARANG – Basarnas Unit Siaga Borobudur mengimbau kepada pekerja jasa gali dan bor sumur tradisional untuk lebih mengutamakan kepentingam keselamatan kerja.

Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Basarnas Unit Siaga Borobudur Basuki saat dikonfirmasi oleh wartawan pada Senin (27/12/2021) siang.

Ia menyampaikan, pekerjaan tersebut harus ada pendamping, tidak bisa dilakukan seorang diri. Hadirnya pendamping kerja diharapkan bisa mengurangi risiko kecelakaan kerja.

“Penggali sumur tradisional ini bekerja jangan sendirian, harus ada yang mengawasi,” kata Basuki, Senin (27/12/2021).

Menurutnya, seharusnya para pekerja jasa ini mempersiapkan alat pompa di luar sumur untuk mengeluarkan air saat seorang pekerja masih di dalam sumur.

Selain itu, alat lainnya yang dibutuhkan untuk pekerjaan berisiko tinggi ini, yakni pentingnya mempersiapkan saluran kipas atau blower, yang bertujuan untuk antisipasi kehabisan oksigen para pekerja.

“Pengerjaan semacam ini memerlukan saluran kipas untuk menambah pasokan oksigen di dalam. Hal itu bertujuan agar tidak kehabisan oksigen,” ujarnya.

Namun demikian, Basuki memastikan cara mengetahui sumur ada gas beracun tidak, ia menyarankan untuk menggunakan gas detector tradisional. Seperti halnya dengan perantara ayam yang dimasukan ke sumur atau menggunakan lilin.

“Dipastikan dulu ada gas atau tidak,” jelasnya.

Sementara, Basuki menerangkan jika menggunakan detector ayam caranya yaitu pekerja bisa langsung memasukan ayam ke dalam sumur selama beberapa menit.

Kemudian, kata dia, apakah ada reaksi dari ayam tersebut. Jika ayam terlihat lemas, Basuki yakin bahwa di dalam sumur menyimpan gas beracun.

“Kalau menggunakan lilin, bisa dinyalakan terlebih dahulu, baru diturunkan ke dalam sumur. Ketika api lilin mati, menunjukan tidak ada oksigen di dalam sumur. Karena unsur trilogi api salah satunya adalah ketersediaan oksigen,” bebernya.

Sebelumnya Basarnas Semarang sempat memberikan keterangan tertulis pada Minggu (26/12/2021), sekira 13.29 WIB.

Dalam keterangan tertulisnya, dua orang perkerja penggali sumur di Magelang dilaporkan pingsan setelah menghirup gas beracun. Namun, satu orang berhasil dievakusi dalam keaadan selamat dan satu orang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia, Minggu (26/12/21).

Kejadian tersebut menimpa Sudar (65 ) dan Jamak (45) warga Desa Tepuskulon RT 01/RW 10 Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.
Kepala Kantor SAR Semarang Heru Suhartanto menceritakan, kronologi kejadian pada Minggu (26/12) sekira 08.00 WIB. Saat itu, kata dia, korban bernama Sudar (65) mengawali bergerak ke arah bawah untuk menggalian sumur.

Setelah mencapai kedalaman sekitar 8 meter, sumur tersebut mengeluarkan bau gas. Kemudian rekan satunya bernama Jamak (45) mempunyai inisiatif untuk menolong, namun mereka menghirup gas bersama hingga tidak bisa naik ke atas.

“Sumur itu milik Faizah warga Bungkusrejo RT 08/03, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang,” terangnya.

Mendengar informasi tesebut, Heru Suhartanto memerintahkan Koordinator Unit Siaga Borobudur bernama Basuki agar segera memberangkatkan 1 tim rscue melakukan evakuasi serta alat vertikal.

Pada saat itu, kata dia, Tim SAR gabungan melaksanakan evakusi dengan metode lowering 1 recuer turun untuk evakuasi. Hingga pukul 11.00 WIB, korban bernama Jamak (45) berhasil dievakuasi ke atas dengan metode lifting dalam keadaan selamat. Kemudian korban tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Syubbanul Wathon.

“Sementara, evakusi masih berlanjut pukul 11.20 WIB korban bernama Sudar (65) berhasil dievakusi oleh Tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia, selanjutnya korban dibawa ke RST Soedjono Kabupaten Magelang,” ungkapnya.(HS)

Bank Jateng Gandeng Peternak Lebah Klanceng, Wujudkan Desa Wisata

Sambangi Posko Nataru, Ganjar Bagi Bingkisan kepada Petugas Jaga