HALO SEMARANG – Angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo masih tinggi dibanding daerah lainnya di Jawa Tengah. Data Permendagri Nomor 72 Tahun 2019 menyebutkan, pada 2017 jumlah penduduknya mencapai 858.273 jiwa dan dari angka itu, data Naskah Akademik Raperda Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Wonosobo mencatat jumlah penduduk miskin pada 2018 mencapai 138.300 jiwa atau 17,58%.
Angka itu mengalami penurunan pada 2019 mencapai 131.300 atau 16,63% dan naik lagi selama pandemi Covid-19 mencapai 137.640 atau 17,36%. Melihat angka tersebut, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng, Heri Pudyatmoko mengaku prihatin karena masih banyak masyarakat miskin di salah satu daerah pemilihannya.
Menurut dia kondisi itu memprihatinkan mengingat Wonosobo secara geografis merupakan wilayah yang subur dengan berbagai potensi alamnya. Di sisi lain, jika melihat data perkembangan garis kemiskinan dari tahun ke tahun, kabupaten tersebut sebenarnya mengalami kemajuan untuk menurunkan angka kemiskinan. Namun, angka penurunannya pun belum terlalu signifikan.
“Oleh karena itu, semua pihak dan kehadiran pemerintah sangat diperlukan dalam penurunan angka kemiskinan tersebut. Segala upaya perlu dikerahkan untuk menurunkan kemiskinan karena Wonosobo menjadi penyumbang kemiskinan terbesar di Jateng,” kata Politikus Gerindra dari Dapil XI (Wonosobo, Temanggung, & Purworejo) itu, saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni menggali potensi alam yang tersedia di Wonosobo. Dicontohkannya, upaya peningkatan produk pertanian dalam arti luas dan menggairahkan kembali sektor pariwisata.
“Upaya di sektor pertanian dapat berupa pendampingan budi daya dan pemasaran produk pertanian hortikultura dan peternakan yang dilakukan dinas terkait. Dengan begitu, bisa memberi semangat kepada masyarakat bahwa sektor pertanian mampu meningkatkan ekonomi,” jelasnya.
Selain itu, tambah dia, sektor pariwisata perlu pembenahan agar animo masyarakat dari luar kabupaten dapat lebih mengenal objek wisatanya. Hal itu dapat dipasarkan dan digencarkan melalui medsos (media sosial).
“Jika sektor pariwisata bergairah, maka pelaku UMKM juga akan menikmati hasilnya,” paparnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Jawa Tengah yang hidup di bawah garis kemiskinan bertambah 128,85 ribu jiwa menjadi 4,11 juta jiwa pada Maret 2021 dibanding Maret 2020.
Kebumen merupakan kabupaten di Jawa Tengah dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di kabupaten tersebut bertambah 1,83 ribu jiwa menjadi 212,92 ribu jiwa pada Maret 2021 dibanding posisi Maret 2020.
Berdasarkan persentasenya, penduduk miskin Kabupaten Kebumen meningkat menjadi 17,83% pada Maret 2021 dibanding sebelumnya hanya 17,59%. Kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin berikutnya adalah Kabupaten Wonosobo, yakni sebesar 17,67%. Diikuti Kabupaten Brebes dengan angka kemiskinan 17,43%, kemudian Kabupaten Pemalang 16,56%, dan Kabupaten Purbalingga sebesar 16,24%.(HS)