HALO KENDAL – Berkurangnya luas lahan pertanian yang ditanami padi di Kabupaten Kendal tahun 2021 dibanding tahun lalu menjadi perhatian Dinas Pertanian Kabupaten Kendal.
Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati di ruang kerjanya, Senin (13/12/2021).
Dijelaskan, berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, pada tahun 2021 ini, luas lahan pertanian yang bisa ditanami padi hanya hanya 37.000 hektare.
“Sedangkan pada tahun 2020 lalu mencapai 40.000 hektare atau berkurang sekitar 3.000 hektare,” jelas Pandu.
Menurutnya, lahan sawah yang tidak bisa ditanami padi tersebut akibat terkena banjir musim hujan dan rob air laut.
“Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Brangsong ada sekitar 2.100 hektare yang terkena banjir air hujan dan air rob. Sedangkan puluhan hektare lainnya ada di wilayah Kecamatan Kota Kendal,” paparnya.
Sehingga, lanjut Pandu, lahan pertanian di wilayah tersebut mengalami puso dan dibiarkan begitu saja. Bahkan sampai sekarang belum ditanami lagi.
Penyebab lainnya karena pada awal tanam diserang hama tikus, seperti di wilayah Kecamatan Singorojo, Boja dan Limbangan sekitar 500 hektare.
“Untuk menghindari kerugian, para petani menunggu hama tikus hilang untuk kembali menanam padi. Karena petani trauma dengan hama tikus, jadi, setelah tikus pergi, baru menanam lagi,” imbuhnya.
Pandu mengungkapkan, untuk menjaga produksi padi tetap stabil, pihaknya melakukan upaya menaikkan index pertanaman di wilayah yang tidak mengalami banjir dan irigasinya lancar.
“Seperti di wilayah Kecamatan Weleri, petani didorong untuk bisa panen 4 kali dalam setahun,” ungkapnya.
Untuk memenuhi target produksi, pihaknya mengupayakan di lokasi-lokasi yang secara teknis memenuhi syarat untuk peningkatan IP atau index pertanaman dipacu yang biasa tanam dua kali, dijadikan tiga kali.
“Sedangkan yang biasa tiga kali dijadikan empat kali. Upaya kita yaitu pendekatan kepada petani dan dengan berbagai teknologi yang sudah dikaji oleh Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP),” tukas Pandu.
Terpisah, Sumono, petani di Kelurahan Kalibuntu, Kecamatan Kendal mengatakan, sawah yang berada di sebelah timur tanggul sudah tiga tahun lebih tidak bisa ditanami.
Menurutnya, hal ini dikarenakan, lahan pertanian sering terkena banjir dan tergenang air rob.
“Para pemilik sawah hanya membiarkan lahannya begitu saja, hingga ditumbuhi rumput liar. Karena sudah tiga tahunan tidak bisa ditanami, akibat banjir rob,” ujarnya.(HS)