HALO KENDAL – Sebanyak lima sekolah di Kabupaten Kendal lolos verifikasi penilaian sekolah Adiwiyata.
Lima sekolah tersebut yaitu SMPN 1 Brangsong, SMPN 1 Boja, SMPN 1 Patean, SMPN 1 Patebon, dan SMPN 2 Patebon.
Untuk mendapatkan lisensi sekolah Adiwiyata, tentunya sekolah harus memenuhi beberapa kriteria. Sebelumnya ada 30 sekolah yang mengikuti seleksi sekolah Adiwiyata di Kabupaten Kendal.
Namun, setelah dilakukan verifikasi baik dari segi administrasi, kebersihan lingkungan, hingga fasilitas dan sarana sekolah, yang lolos mengikuti hanya ada 5 (lima) sekolah saja.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Sobirin mengatakan, sekolah Adiwiyata adalah upaya membangun progam atau wadah yang baik dan ideal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagi norma serta etika.
“Yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup, untuk cita-cita pembangunan berkelanjutan. Adiwiyata merupakan nama program pendidikan berbasis lingkungan hidup,” terang Sobirin, Kamis (13/8/2020).
Dijelaskan, sekolah Adiwiyata merupakan harapan setiap sekolah di tanah air. Namun komponen dan standar sebagai sekolah Adiwiyata, terkadang masih belum maksimal dimiliki seriap sekolah.
Menurutnya, dalam pelaksanaan, setiap sekolah wajib memuat visi misi tujuan dan sasaran, yang memuat kebijakan perlindungan dan pengelaan lingkungan hidup.
“Visi misi, tujuan dan sasaran itu dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dan termuat dalam seluruh mata pelajaran wajib. Baik muatan lokal maupun pengembangan diri pada pendidikan lingkungan hidup,” ungkapnya.
Untuk mencapai hal itu, lanjut Sobirin, sekolah juga harus menganggarkan minimal 20 persen dari total anggaran sekolah selama 1 tahun.
“Anggaran tersebut dapat dialokasikan kepada kegiatan kesiswaan berbasis lingkungan hidup, kurikulum dan kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan hidup,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Brangsong, salah satu sekolah yang lolos verifikasi, Sri Hardanto mengatakan, pihaknya tidak ada persiapan khusus menghadapi penilaian sekolah Adiwiyata ini.
“Persiapan untuk penilaian sekolah Adiwiyata tidak ada yang susah, sebab sekolah kami sudah pernah mendapatkan lisensi sekolah Adiwiyata, tinggal pembenahannya saja,” ungkapnya.
Ketua Tim Penilai Sekolah Adiwiyata, Sunari Sofyan mengatakan, ada beberapa kriteria dalam penilaian. Antara lain, penilaian administrasi dan penaian lingkungan sekolah.
Menurutnya, dalam penilaian di tengah pandemi, tidak harus melibatkan siswa, namun justru fasilitas sekolah terkait protokol kesehatan, terpenuhi atau tidak.
“Penilaian protokol kesehatan juga perlu, sehingga nantinya, kalau ada pelajaran tatap muka perlengkapan cuci tangan dan penataan jarak antarsiswa, juga bagian dari penilaian kami,” pungkasnya. (HS).