in

WWF Ajak Masyarakat Matikan Listrik Satu Jam Saja Malam Ini

Gambar : Tangkapan layar Instagram Earth Hour Semarang.

 

HALO SEMARANG – Yayasan WWF Indonesia dan Komunitas Earth Hour di 30 Kota, mengajak seluruh masyarakat Indonesia, untuk selama satu jam saja, Sabtu (27/3) malam ini, mematikan listrik dari pukul 20.30 – 21.30 (waktu setempat).

Gerakan ini merupakan simbol kepedulian dan persatuan, dalam menjaga masa depan keanekaragaman hayati, sebagai kekayaan bangsa, melalui pesan Unity in Biodiversity.

Ajakan tersebut disampaikan Yayasan WWF Indonesia dan Komunitas Earth Hour, melalui situs resmi WWF.id. Selain mematikan listrik selama satu jam, masyarakat juga diimbau untuk membiasakan diri bergaya hidup ramah lingkuingan, secara berkelanjutan.

Momen ini juga akan dilaksanakan secara daring selama 360 menit, melalui kanal media sosial Earth Hour Indonesia, dan terhubung dengan masyarakat di berbagai belahan Bumi.

Menurut WWF, banyaknya bencana alam, seharusnya menyadarkan kita akan pentingnya mencegah kerusakan alam, agar manusia dapat bertahan hidup dan membangun masa depan.

“2021 adalah tahun yang krusial bagi umat manusia. Ketika dunia mencoba membalikkan keadaan dan kembali pulih dari pandemi Covid-19, kita perlu menempatkan alam sebagai solusi utama, bagi upaya pemulihan kehidupan di dunia, untuk memastikan masa depan ekonomi dan masyarakat kita. Earth Hour, menjadi momen persatuan bagi individu, pemimpin dan pecinta lingkungan, untuk bersama-sama menyerukan tindakan dan aksi nyata, demi menjaga hubungan manusia dan alam, serta mengamankan kehidupan di dunia,” kata Dr. Dicky Simorangkir, CEO Yayasan WWF Indonesia.

Earth Hour 2021 kembali mencatat partisipasi puluhan kota, kabupaten dan provinsi di Indonesia, salah satunya di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Adapun untuk Provinsi Jawa Barat, sedikitnya enam kota di Provinsi Jabar, akan kembali akan mematikan lampu ikon kota, sebagai simbol kepedulian pada masalah lingkungan dan perubahan iklim.

Selain memiliki banyak kebijakan terkait pembangunan berkelanjutan, Jabar juga memiliki kelompok masyarakat usia muda yang sangat aktif melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat, antara lain kampanye penghematan energi, kampanye gaya hidup hijau, dan kampanye pengelolaan sampah dan limbah.

Komunitas Earth Hour di Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Cimahi dan Depok, secara aktif menyampaikan pesan-pesan ini di sekolah-sekolah, universitas, bahkan lewat media massa dan media sosial.

Najelaa Shihab, Pakar Pendidikan dan Anggota Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia, mengatakan gerakan Earth Hour ini sangat penting bagi pembentukan karakter anak muda, yaitu menjadi pelajar Pancasila, salah satunya adalah Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. “Berahlak kepada alam adalah salah satu wujudnya,” lanjutnya.

Selain itu, situasi pandemi ini mengajarkan manusia untuk tetap kreatif, melakukan kegiatan secara virtual dan kolaboratif, melalui program blended learning, menggabungkan kegiatan virtual dengan aksi di lapangan, sesuai dengan protokol kesehatan.

Relawan Komunitas Earth Hour Indonesia Arselia Dwi Handayani mengatakan, Earth Hour adalah momen persatuan.

“Komunitas Earth Hour dari Aceh sampai Papua, memiliki tekad bersama untuk selalu bersatu dalam melindungi keanekaragaman hayati di Indonesia dan merawat planet tercinta. Kami anak muda juga berusaha untuk berkontribusi nyata,” kata dia.

Namun begitu, penyebaran virus Covid-19, memaksa semua orang untuk menghindari berkumpul secara masif dan terbuka. Karena itu Arselia mengajak masyarakat Indonesia untuk bergabung secara daring, bersama jutaan orang lainnya di seluruh dunia, untuk menjadikan Earth Hour ini sebagai momentum solidaritas kolektif.

“Angkat suara kita untuk memastikan masa depan planet Bumi, agar rumah bersama satu-satunya yang kita miliki menjadi lebih bersih, sehat, aman, adil, hijau, lestari dan berkelanjutan,” kata dia.

Dalam dekade terakhir, Komunitas Earth Hour telah menginspirasi berbagai inisiatif untuk perlindungan alam, iklim, dan lingkungan, membantu mendorong kesadaran, serta tindakan.

Beberapa di antaranya, yaitu menginisiasi program pendidikan lingkungan bagi anak-anak korban bencana alam di Palu,  pengembangan sekolah alam dan upaya konservasi burung cendrawasih di Papua, pemanfaatan lahan untuk pengelolaan dan pengembangan urban faming di kota Depok, serta turut menginisiasi program donasi barang-barang furniture dari eco brick (memanfaatkan kembali sampah botol plastik) bagi fasilitas pendidikan di Mataram sebagai upaya mengurangi sampah plastik.

Plastic Smart Cities Yayasan WWF Indonesia, juga sudah memulai kerja sama dengan McKinsey,  untuk mendukung program Rethinking Recycling Academy (RRA), yang memfasilitasi pengelolaan sampah dan limbah oleh kelompok masyarakat di TPS 3R Ubung Kaja, Denpasar, Bali, dalam upaya mencegah polusi plastik di alam.

Selain komunitas anak muda pelaksanaan Earth Hour 2021, turut didukung penuh oleh pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten serta partisipasi langsung dari mitra korporasi, diantaranya yaitu : Ming Promotion, PT Bank Central Asia Tbk, PT Angkasa Pura I, Hotel One Legian dari anggota Blue Allies Signing Blue. (HS-08)

Setelah Libur Kasus Covid-19 Selalu Meningkat, Larangan Mudik Untuk Kurangi Risiko Penularan

Tak Ada Impor Hingga Pertengahan Tahun, Presiden Pastikan Beras Petani Diserap Bulog