in

Wilayah Kekeringan di Rembang Bertambah 19 Desa, BPBD Minta Warga Hemat Air

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo. (Foto : rembangkab.go.id)

 

HALO REMBANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, mencatat terdapat 19 desa baru yang tahun ini mengalami kekeringan. Pada 2023 lalu, sudah ada 66 desa yang warganya mengalami kesulitan memperoleh air bersih.

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo, menyatakan bahwa meskipun musim kemarau tahun 2024 ini tidak separah tahun sebelumnya, jumlah desa terdampak justru bertambah.

“Tahun ini muncul 19 desa baru dari 11 kecamatan yang tahun lalu tidak terdampak kekeringan namun tahun ini masuk dalam daftar kekeringan,” ungkap Puji, Selasa (5/11/2024), seperti dirilis rembangkab.go.id.

Berdasarkan monitoring dan kajian BPBD, fenomena ini terjadi akibat menurunnya tingkat kedalaman sumber air tanah.

Desa-desa baru yang terdampak kekeringan memiliki sumber air tanah dangkal, dengan kedalaman rata-rata 6–8 meter.

Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah tersebut lebih rentan mengalami kekurangan air.

Puji juga mengungkapkan bahwa desa-desa baru yang terdampak mulai mengalami kekeringan pada minggu ketiga bulan September. Untuk mengantisipasi hal serupa, BPBD Rembang akan mengusulkan pengeboran sumber air dalam kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Kami merencanakan 8 titik untuk pengeboran, di antaranya di Pancur, Kaliori, Sulang, Bulu, dan Sumber. Titik ini dipilih karena wilayah tersebut paling parah terdampak kekeringan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Puji mengimbau masyarakat untuk tidak mengambil air tanah secara berlebihan, terutama untuk keperluan pertanian selama musim kemarau. Penggunaan air tanah berlebih dapat mengurangi ketersediaan sumber air baku bagi kebutuhan sehari-hari dan memperburuk risiko kekeringan di masa mendatang.

“Distribusi air bersih ini sebenarnya hanya solusi sementara, namun setiap tahun muncul desa baru yang terdampak. Kami perlu solusi jangka panjang agar kebutuhan air masyarakat bisa terpenuhi,” tambahnya.

Adapun 19 desa baru yang terdampak kekeringan tahun ini, meliputi:

 

Kecamatan Lasem: Desa Ngemplak dan Binangun

Kecamatan Sulang: Desa Tanjung, Bogorame, dan Jatimudo

Kecamatan Kaliori: Desa Karangsekar

Kecamatan Sarang: Desa Babaktulung, Bonjor, dan Lodan Wetan

Kecamatan Kragan: Desa Kendalagung

Kecamatan Sedan: Desa Menoro dan Sambong

Kecamatan Gunem: Desa Sidomulyo

Kecamatan Pamotan: Desa Sumbangrejo

Kecamatan Sumber: Desa Kedungtulup, Sukorejo, dan Tlogotunggal

Kecamatan Rembang: Desa Gegunungkulon

Kecamatan Sale: Desa Ngajaran. (HS-08)

Pemilih Pemula di Rembang Diimbau Pahami Visi dan Misi Pasangan Calon Kepala Daerah

Dapat Jatah 1.544 Lokasi, Pemkab Blora Optimistis Kurangi Jumlah Rumah Tidak Layak Huni