in

Tak Hanya Upaya Pencegahan Penyakit, Genomic Bisa Mengetahui Kecocokan Jenis Olahraga


Konsultan genetik, Gerald Pals, PhD (kedua dari kiri) menjadi salah satu pembicara dalam roadshow seminar dokter bertema Good Doctor for Better Disease Prevention yang digelar oleh Laboratorium Klinik Prodia di Pesonna Hotel Semarang, Sabtu (6/7/2019).

HALO SEMARANG – Pemeriksaan Genomik, atau berbasis genetik di dunia kedokteran mulai banyak diminati masyarakat dunia. Hal itu karena selain bisa untuk melihat potensi penyakit berdasarkan gen, juga bisa dimanfaatkan untuk melihat kecocokan gaya hidup dan jenis olahraga yang sesuai.

Termasuk untuk mengetahui minat bakat seseorang, berdasarkan gen dalam diri mereka. Misalnya, seseorang dengan gen tertentu lebih cocok olahraga ketahanan dibanding olahraga kecepatan atau kekuatan.

Hal tersebut disampaikan, salah satu nara sumber dalam seminar dokter bertema “Good Doctor for Better Disease Prevention-Seminar on Dieases Prevention Through The Power of Genomic Testing”, sekaligus konsultan genetik, Gerald Pals, PhD, di Pesonna Hotel Semarang, Sabtu (5/7/2019).

Dikatakan Gerald Pals, pemeriksaan genetik memang belum familiar di Indonesia. Namun seiring dengan era generation medicine, pemeriksaan genomik ini mulai dipakai sebagai inovasi dalam pengobatan penyakit di dunia kesehatan.

“Dari hasil tes, maka dapat diketahui bagaimana dan apa akibat dari interaksi antargen serta pengaruh lingkungan terhadapnya. Termasuk potensi penyakit apa yang berpotensi pada manusia dengan gen tertentu,” katanya.

Assistant Product Manager PT Prodia Widyahusada Tbk, Rina Triana mengatakan, pemeriksaan genomik membuka paradigma baru dalam menilai risiko penyakit yang mendukung pencegahan. Salah satunya CArisk, yang dipakai untuk mendeteksi risiko penyakit kanker, yang tiba-tiba bisa datang. Baik yang memiliki risiko penyakit kanker dari tinggi sampai rendah.

“Kami juga menyediakan layanan Prodia Genomic, yang merupakan salah satu layanan yang disediakan Prodia untuk pemeriksaan genomic dengan teknologi terbaru seperti microarray. Sehingga saat ini di Indonesia hasil pemeriksaan genomic tidak perlu dikirim ke luar negeri, tapi bisa dilakukan di sini,” terangnya.

Sedangkan untuk antusias masyarakat sendiri, lanjut Rina, saat pertama kali diadakan tahun lalu, tidak diduga masyarakat langsung antusias dan banyak yang memeriksakan diri. Di mana setelah diperiksa,  mereka akan memperoleh rekomendasi dari konsultan genetik.

“Hasi pemeriksaan ini akan memberikan rambu-rambu pola hidup dan pola makan agar terhindar dari risiko berbagai penyakit. Ini sebagai langkah preventif kita dalam pencegahan penyakit. Adapun untuk biaya satu kali pemeriksaan genomic, yang pertama kali sekitar Rp 10 juta, dan biaya pemeriksaan selanjutnya lebih  murah yaitu Rp 5 juta,” imbuhnya yang didampingi Marketing Communications Manager PT Prodia Widyahusada, Reskia Dwi Lestari.(HS)

Terima CSR 20 Komputer dari Bank Mandiri, SMP Hasanudin 7 Semarang Ingin Bisa UNBK Mandiri

Persoalan Siswa Semarang Masuk Sekolah di Wonogiri, Ini Saran Dewan