HALO KENDAL – Angka prevelansi stunting di Kabupaten Kendal tahun 2022 masih mencapai 17,5 persen. Hal tersebut berdasarkan data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).
Sementara berdasarkan Aplikasi E- PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) bulan Februari 2023, angka stunting di Kendal saat ini mencapai 10,9 persen.
Sekda Kendal Sugiono mengatakan, melihat masih tingginya kasus stunting di Kendal tersebut, maka diperlukan komitmen bersama untuk menekan angka stunting.
“Rembug stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama, antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat,” ujar Sugiono, dalam acara Rembug Stunting Kolaborasi Terintegrasi Menuju Kendal Zero di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kendal, Kamis (3/8/2023)
Melalui rembug stunting ini, Sugiono berharap dapat menyampaikan gambaran kondisi stunting di Kendal yang terupdate.
“Selain itu dapat menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi kedepan dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kendal,” harapnya.
Berbeda dengan pernyataan Sugiono sebelumnya, yang menyebut karena defisit anggaran, maka untuk jamuan pertemuan ditiadakan. Namun dalam acara rembug stunting tersebut peserta mendapatkan snack dan makan siang.
Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatangan komitmen besama dalam rangka percepatan penurunan stunting terintegrasi di wilayah masing-masing yang dilakukan jajaran Forkompimda, kepala perangkat daerah, camat, kades/lurah, dan stakeholders seperti organisasi masyarakat, akademisi dan ketua CSR/TSP Kendal.
Kepala DP2KBP2PA Kendal, Albertus Hendri Setyawan mengatakan, penandatanganan komitmen hanya perwakilan saja.
“Artinya kita komitmen bersama, tidak bisa hanya pemerintah daerah. Contohnya Bank Jateng, kemarin kita menyalurkan CSRnya, ada PDAM dan sebagainya,” katanya.
“Jadi mereka harus terlibat disana sesuai sumberdaya yang dipunyai, kemudian ada IDI atau Ikatan Dokter Indonesia yang membantu pemeriksaan gratis kepada keluarga-keluarga yang beresiko stunting. Kami berharap, melalui upaya yang terus dilakukan tersebut tidak ada lagi pertambahan kasus baru stunting di Kabupaten Kendal,” imbuhnya.
Sementara, Ketua IDI Kendal, dr Budi Mulyono menjelaskan, bahwa dalam rangka penurunan angka stunting di Kendal, pihaknya menjadi Dokter Asuh Stunting dengan menerjunkan 23 dokter yang turun langsung untuk memberikan konseling dan pemeriksaan kepada keluarga yang terindikasi stunting.
Dikatakan, IDI sudah ikut berperan sejak November 2022 dengan meluncurkan program Dokter Asuh Stunting tersebut.
“Dimana satu dokter bisa mengampu beberapa anak stunting, dan itu kita pantau terus mulai dari awal anak sakit sampai selesai,” jelas dr Budi. (HS-06)