HALO KENDAL – Naiknya harga bahan bakar Pertamax rupanya tidak memiliki dampak bagi para nelayan. Mereka terlihat cukup santai dan tidak khawatir jika solar akan mengalami kenaikan harga.
Apalagi, stok bahan bakar solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Bandengan Kendal terbilang aman, tidak ada antrean panjang yang mengular. Hanya puluhan jerigen nelayan yang ditinggal.
Salah seorang nelayan Bandengan, Ahmad (47) mengaku, harga solar saat ini masih sanggup ia beli. Adapun harga solar bersubsidi per liternya dibanderol Rp5.150.
“Saya beli solar seperlunya saja buat melaut. Setiap nelayan juga punya jatah masing-masing. Sekitar 30 liter sampai 40 liter per perahu,” ungkap Ahmad Rabu (6/4/2022).
Dikatakan, sebelumnya pada Agustus 2021 lalu stok solar untuk nelayan memang langka. Itu membuat ratusan nelayan di Kendal tidak melaut.
“Ya kalau sekarang kami tidak khawatir. Karena tiap nelayan ada jatahnya masing-masing. Sehingga kami tidak ada kesulitan,” ujar Ahmad.
Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal, Hudi Sambodo mengatakan, stok solar untuk nelayan di Kabupaten Kendal dipastikan cukup.
“Jangan khawatir yang penting nelayan membawa kartu E-Pas Kapal untuk mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan agar bisa dilayani di SPBN yang ada,” ujarnya.
Dijelaskan, kartu E-Pas Kapal Kecil ini sangatlah penting dimiliki oleh kapal-kapal nelayan. Selain untuk menunjang keselamatan pelayaran, berguna juga untuk mendata dan memverifikasi ulang kapal-kapal yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
“Sehingga, kartu E-Pas Kapal Kecil ini diterbitkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nelayan, dengan memaksimalkan teknologi informasi dan komunikasi. Termasuk untuk mendapatkan solar bersubsidi seperti ini,” imbuh Hudi.
Sementara menurut pengakuan nelayan lain di Bandengan, Abdul Wahid (52), jatah solar kepada masing-masing nelayan ini sesuai dengan ukuran dan jumlah perahu yang dimiliki.
Ia pun mengaku senang karena pembelian bahan bakar solar mudah didapat.
“Biasanya, dalam sekali beli solar sebanyak 50 liter. Itu digunakan sekali melaut. Dan ukuran perahu saya juga lumayan (besar). Makanya bisa beli sampai 50 liter,” terang Wahid.
Dirinya juga berharap, ketersediaan bahan bakar solar ini terus terjaga. Sehingga tidak ada kelangkaan lagi seperti tahun lalu.
“Semoga kejadian kelangkaan seperti pada bulan Agustus 2021 lalu itu gak terulang lagi. Saat itu masanya susah banget. Nganggur gak melaut,” tandasnya. (HS-06)