HALO SEMARANG – Menyikapi maraknya aksi kenakalan remaja, tawuran, hingga tindak kriminalitas oleh sekelompok ‘gangster’ remaja yang terjadi beberapa waktu terakhir di Kota Semarang, Wali Kota, Hevearita Gunaryanti Rahayu menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas lingkungan.
Dirinya mengatakan bahwa peran aktif berbagai pihak, seperti kepolisian, TNI, masyarakat, dan dinas terkait sangat penting untuk menanggulangi permasalahan ini.
“Generasi muda adalah masa depan kota ini. Mereka seharusnya menjadi pelopor pembangunan, bukan pelaku tindakan yang justru merugikan diri sendiri dan lingkungan,” ujar wali kota yang akrab disapa Mbak Ita tersebut, Jumat (20/9/2024) pada acara Rapat Koordinasi Deteksi Dini dan Cegah Kenakalan Remaja terkait Pemanfaatan Aplikasi Polisi Hebat Semarang (LIBAS).
Pihaknya juga mengungkapkan keprihatinan terhadap beberapa peristiwa perkelahian remaja yang baru-baru ini terjadi, termasuk insiden yang merenggut nyawa seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Menurutnya, ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk memberikan bimbingan dan pendampingan secara lebih intensif kepada generasi muda. Bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua saja, namun seluruh unsur masyarakat juga harus terlibat dalam mengarahkan anak-anak agar tidak terjerumus dalam perilaku-perilaku negatif.
Pemanfaatan teknologi menurut Mbak Ita juga menjadi sorotan dalam upaya deteksi dini terhadap kenakalan remaja. Aplikasi Libas dan jaringan CCTV yang tersebar di beberapa titik diharapkan mampu membantu pihak berwajib dalam melakukan pengawasan dan pencegahan lebih efektif.
“Teknologi bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Kami berharap penggunaan aplikasi ini bisa dioptimalkan oleh masyarakat,” jelasnya.
LIBAS sendiri merupakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melaporkan tindak kejahatan, pengaduan, dan meminta bantuan. Aplikasi yang dapat menghubungkan interaksi antara masyarakat dan penegak hukum. Aplikasi ini memiliki fitur SOS yang dapat langsung terhubung pada panggilan darurat.
“Iya memang ini salah satu bentuk komitmen kami, Pemerintah Kota dan Polrestabes Semarang dalam menjaga keamanan, salah satunya melalui aplikasi LIBAS ini. Kami berharap masyarakat dapat mengunduh dan memanfaatkan aplikasi tersebut dengan baik,” tuturnya.
Selain itu, Mbak Ita mengingatkan tentang pengaruh media sosial yang sangat cepat dalam memicu konflik di kalangan remaja. Ia menekankan pentingnya edukasi tentang penggunaan media sosial yang bijak, agar anak-anak tidak terjebak dalam kegiatan negatif yang berujung pada perkelahian atau tawuran.
Mbak Ita juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban di wilayahnya masing-masing, terutama dengan peran koordinator di tingkat kelurahan yang dapat membantu mengantisipasi potensi masalah.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Irwan Anwar mengatakan, bahwa aksi kenakalan remaja ini sudah tergolong pada kriminalitas, sehingga dibutuhkan kerja sama antara Dinas Pendidikan, pemerintah kota, serta kepolisian untuk mencegah kejadian serupa. Selain melalui aplikasi LIBAS, dirinya juga menghimbau agar masyarakat melakukan siskamling di wilayah tempat tinggal masing-masing.
Selain itu, Irwan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka, terutama di luar jam sekolah. “Pengawasan keluarga sangat penting. Anak-anak yang dibiarkan bebas pada jam-jam malam lebih rentan terlibat dalam tindakan yang merugikan,” tambahnya.(HS)