in

Penanganan Banjir dan Penataan Kabel Menggantung jadi Fokus Perhatian DPRD Kota Semarang

Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman.

 

HALO SEMARANG – Penanganan masalah banjir dan penataan kabel menggantung akan jadi fokus DPRD Kota Semarang dalam program pembangunan Kota Semarang tahun 2020 mendatang. Hal itu disampaikan Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman, Selasa (31/12/2019).

Menurutnya, saat ini pembangunan Kota Semarang sudah menunjukkan kemajuan. Program peningkatan infrsatruktur yang jadi fokus pembangunan Pemerintah Kota Semarang pada tahun sebelumnya, dinilainya sudah menunjukkan hasil poisitif. Meski demikian, pihaknya berharap ke depan, khususnya pada tahun 2020 ada peningkatan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Upaya pengentasan banjir yang dilakukan saat ini, sudah banyak membuahkan hasil. Beberapa titik rawan banjir dan genangan kini sudah mulai berkurang. Namun masih perlu ada peningkatan program agar persoalan banjir tak lagi jadi persoalan masyarakat,” katanya.

Perhatian DPRD Kota Semarang dalam pencanganan program pembangunan di Kota Semarang, salah satunya adalah persoalan banjir yang kini malah kerap terjadi di wilayah bagian atas Kota Semarang. Ini menurutnya harus menjadi perhatian pemerintah, karena persoalan banjir di wilayah bawah sudah mulai berkurang.

“Normalisasi sungai-sungai besar dan penambahan embung bisa menjadi solusi yang kami harapkan jadi program pada tahun 2020 nanti. Embung diharapkan bisa menjadi tampungan air di wilayah Semarang atas yang kini mulai banyak kehilangan kawasan hijau yang diharapkan jadi wilayah resapan,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga berharap ada pemantapan dalam perencanaan pembangunan kota. Salah satu yang menjadi sorotan pada program pembangunan tahun sebelumnya, adalah pembangunan jalan yang kerap tak dibarengi dengan pembangunan drainase jalan. Dengan sudah bergabungnya dinas yang menangani masalah drainase dan jalan, diharapkan sinkronisasi program bisa lebih baik.

“Pada tahun 2020 nanti kami berharap saat ada pembangunan jalan juga dibarengi dengan pembangunan drainase di sekitarnya. Selama ini pembangunan jalan terpisah dengan paket pembangunan drainase. Selain boros anggaran, model pembangunan seperti ini juga berdampak tidak baik di lingkungan. Karena jalan sudah jadi, tapi di sekitarnya tidak ada drainasenya. Saat turun hujan air malah menggenangi jalan,” papar Pilus, sapaan akrab Kadarlusman.

Pilus menambahkan, selain masalah banjir, yang menjadi perhatian pihaknya adalah persoalan estetika kota yang masih terganggu dengan banyaknya kabel menggantung yang melintang di atas jalan raya. Maka untuk itu, pihaknya ingin ada konsep penataan kota menggunakan sistem jaringan bawah tanah.

“Kami berharap ke depan, di pusat-pusat kota bisa diwujudkan sistem jaringan kabel bawah tanah. Misalnya dengan membuat saluran bersama di bawah tanah yang bisa dipakai oleh seluruh operator jasa telekomunikasi maupun PLN. Jadi tak ada lagi kabel menggantung yang selama ini sangat mengganggu estetika kota,” tegasnya.

Sementara itu, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin menegaskan, dalam lima tahun ke depan Pemkot Semarang akan meningkatkan pembangunan infrastruktur dan penataan wajah kota. Dikarenakan, Pemkot Semarang ingin menjadikan Kota Semarang sebagai salah satu kota kelas dunia. Maksudnya, penataan dan pembangunan kota bisa sejajar dengan kota-kota besar negara maju di dunia.

“Salah satu fokusnya memang menata wajah kota dulu. Dan selama ini penataan wajah kota sudah berjalan, dari pusat hingga wilayah pinggiran. Kami juga akan merencanakan untuk membuat saluran bersama di bawah tanah yang bisa dipakai oleh seluruh operator jasa telekomunikasi maupun PLN. Tujuannya agar tak ada lagi kabel menggantung yang bisa menggangu keindahan wajah kota,” tegasnya.

Terkait upaya mengatasi banjir baik di wilayah atas maupun wilayah bawah, tahun 2020 pihaknya memang ingin menambah jumlah embung di wilayah Semarang bagian atas. Khususnya di Ngaliyan, Gunungpati, Tugu, dan Tembalang.

Diharapkan embung-embung tersebut bisa menjadi tampungan air saat musim hujan, agar tak langsung turun ke wilayah bawah. “Selain itu embung tersebut bisa menjadi cadangan air saat terjadi kekeringan di musim kemarau,” tegasnya.(HS)

Membangun Alun-alun Johar, Mengembalikan Ingatan tentang Sejarah Kota

PSIS Incar Satu Bek Naturalisasi