in

Pemkab Rembang Bergerak Cepat Tangani Keracunan Massal Ratusan Siswa SMPN 1 Kragan

Para SMPN 1 Kragan Kabupaten Rembang yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG, mendapat perawatan medis. (Foto : rembangkab.go.id)

 

HALO REMBANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menindaklanjuti secara cepat kasus keracunan yang dialami siswa 173 siswa SMPN 1 Kragan, pada Selasa (23/9/2025).

Ratusan siswa itu dilaporkan mengalami gejala mual dan diare usai mengikuti kegiatan belajar, setelah sebelumnya mereka mengonsumsi makanan dalam program makanan bergizi gratis (MBG).

Sebanyak 159 siswa, hingga Rabu (24/9/2025) sore telah mendapat perawatan dan diperbolehkan pulang.

Sementara itu, 14 siswa masih menjalani perawatan intensif. Seluruh layanan kesehatan diberikan secara gratis.

Wakil Bupati Rembang sekaligus Ketua Satgas MBG, M Hanies Cholil Barro’, langsung meninjau sekolah dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasok makanan.

Dinas Kesehatan juga mengirim tim ke Puskesmas Kragan, untuk menangani siswa dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kepada awak media, Wabup menyampaikan bahwa penyebab pasti kasus ini masih diteliti.

Namun dia mengakui, dugaan awal mengarah pada MBG yang dikonsumsi siswa pada Selasa.

“Siswa banyak yang mengeluh sakit perut pada hari ini, keracunan nya ditengarai dadi MBG yang dibagikan kemarin. Anak-anak ini berasal dari komunal yang sama, sekolah di SMPN 1 Kragan dan dari desa yang berbeda-beda,” kata dia, seperti dirilis rembangkab.go.id.

Menu MBG pada hari itu terdiri atas mi ayam, tahu rebus, dan buah potong melon. “Buah potong ini sebenarnya tidak direkomendasikan juga,” kata Wabup.

Pemkab memastikan langkah penanganan dan pencegahan telah dilakukan. Prosedur pengelolaan MBG oleh Sarjana Penegak Pembangunan Indonesia (SPPI) kini dievaluasi bersama Badan Gizi Nasional. Dari hasil klarifikasi, SMPN 1 Kragan mendapat jadwal pengiriman terakhir.

“Kemungkinan makanan sudah expired, ini kita sudah tata ulang, akan dikirim lebih pagi lagi,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Wabup juga memberikan peringatan kepada seluruh penyedia MBG, agar lebih disiplin dalam menjaga kualitas makanan.

“Dimasak jam berapa, dibagikan jam berapa, maksimal dikonsumsi jam berapa, diperhatikan kedaluwarsanya, harus jelas,” tandasnya.

Pemkab Rembang menekankan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mempercayai informasi resmi dari pemerintah.

Bagi siswa yang mengalami gejala serupa diminta segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat.

Dinas Kesehatan masih melakukan observasi dan investigasi penyebab dugaan keracunan ini.

Perkembangan penanganan akan disampaikan secara berkala, melalui laman resmi rembangkab.go.id dan akun media sosial Pemkab.

Pemkab Rembang turut menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini dan berharap seluruh siswa segera pulih serta dapat kembali beraktivitas seperti semula.

Wanti-wanti

Sebelumnya, Wakil Bupati Rembang, M Hanies Cholil Barro’ telah mewanti-wanti seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayahnya untuk memastikan kualitas, terkait produk MBG yang telah basi sehingga berbahaya untuk dikonsumsi.

“Terkait aduan adanya MBG yang basi di Kecamatan Rembang kemarin, Satgas MBG Kabupaten Rembang memandang hal ini sebagai peringatan penting bagi seluruh SPPG, agar kualitas dan ketepatan distribusi lebih dijaga,” ujar Wabup, Selasa (23/9/2025).

Wabup menyampaikan bahwa Satgas MBG langsung meminta klarifikasi kepada pihak penyedia dan sekolah penerima, untuk mengetahui penyebab makanan tersebut tidak layak konsumsi.

“Kasus kemarin tidak boleh terulang lagi. Satgas akan memperketat koordinasi agar anak-anak kita mendapat makanan yang aman, sehat, dan bergizi,” tegasnya.

Wabup menjelaskan, pengawasan kualitas makanan dalam program MBG tidak hanya dilakukan oleh satu pihak, melainkan melibatkan lintas instansi.

“Dalam Satgas MBG juga terdapat Dinas Kesehatan dan unsur lainnya. Di setiap SPPG juga ada ahli gizi yang bertugas memastikan menu yang disiapkan sesuai standar,” imbuhnya.

Program MBG merupakan salah satu langkah pemerintah dalam meningkatkan asupan gizi bagi siswa sekolah, khususnya pada jenjang pendidikan dasar.

Sebelumnya, sebuah sekolah di wilayah selatan Kecamatan Rembang melaporkan adanya makanan MBG yang tidak layak konsumsi, berupa menu telur yang diterima sekitar pukul 09.30 WIB. Makanan tersebut terindikasi basi saat diperiksa guru, meskipun baru saja dibagikan.

Menindaklanjuti laporan itu, anggota Satgas MBG Kabupaten Rembang, Nurida Adante Islami, menyampaikan bahwa pihak sekolah telah diarahkan untuk membuat aduan resmi ke SPPG terkait.

“Makanan yang kondisinya basi tidak sempat dikonsumsi siswa, tetapi langsung diamankan dan dikembalikan ke penyedia untuk diproses lebih lanjut,” jelas Nurida.

Pemkab Rembang melalui Satgas MBG menegaskan akan terus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program ini agar berjalan optimal dan tepat sasaran. (HS-08)

Pemkab Rembang Fokuskan Pemeliharaan Jalan 2025 di Ruas Tireman–Japerejo