HALO SPORT – Sisi lain dari kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/2025 untuk pengembangan usaha kecil masyarakat. Dalam sinergi dengan sepak bola, cabang olahraga yang memang sudah memasyarakat, Pegadaian mendorong sekaligus melakukan penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah-daerah melalui Pegadaian Peduli.
Ada harapan UMKM di daerah makin berkembang. Hanya mereka membutuhkan pendampingan yang intens sehingga UMKM bisa mengembangkan usaha. Ini yang dilakukan Pegadaian melalui program Pegadaian Peduli. Program itu dilaksanakan seiring dengan bergulirnya kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/2025.
Program Pegadaian Peduli di Liga 2 pun dilaksanakan di kota-kota yang menjadi home base dari klub-klub peserta kompetisi kasta kedua ini. Salah satunya di Boyolali, Jawa Tengah, yang menjadi markas klub Nusantara United. Program itu juga digelar di kandang Adhyaksa FC di Solo. Sedangkan di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pegadaian Peduli menyasar UMKM di kota yang menjadi home base PSIM Yogyakarta.
“Program Pegadaian Peduli di bidang ekonomi memang menyasar UMKM di kota yang menjadi markas dari klub Liga 2. Di Boyolali, kami menggelar program penguatan UMKM di kota yang menjadi markas klub Nusantara United,” kata Antonius Henriyanto, Pemimpin Cabang Pegadaian Boyolali.
“Tidak hanya program penguatan dan pengembangan UMKM, Pegadaian Peduli juga menanam pohon sebagai bentuk dukungan go green Indonesia,” ujarnya lagi.
Pegadaian, menurut Antonius, aktif mendorong UMKM agar bisa naik kelas dalam usaha mereka. Bila sebelumnya lebih merupakan usaha mikro, mereka diharapkan bisa berkembang menjadi makro. Hanya, diakuinya, ini memerlukan upaya dan ketekunan yang luar biasa.
Pendampingan yang dilakukan Pegadaian pun harus dilakukan secara intens dan ketat, terutama bila Pegadaian juga mengeluarkan kredit dengan bunga rendah untuk membantu sekaligus menguatkan modal usaha dari UMKM.
Ini sesuai dengan arahan Presiden bahwa UMKM harus didorong untuk maju dan memberi manfaat. UMKM pun sesungguhnya memberi manfaat seperti UMKM kuliner dan toko-toko kecil. Usaha tersebut berdampak langsung ke masyarakat karena memang mudah dijangkau keberadaannya.
“Produk kuliner dari UMKM di sekitar stadion yang paling mudah dijangkau saat pertandingan Liga 2. Begitu pula dengan toko-toko kecil yang sangat dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat. Kami dari Pegadaian fokus pada pengembangan usaha mereka agar naik kelas,” ujar Antonius saat hadir dalam Pegadaian Peduli UMKM di Boyolali, Sabtu (16/11/2024) lalu. Kegiatan diikuti tidak kurang 70 UMKM kuliner dan toko kecil dari Boyolali dan sekitarnya.
Menurut dia UMKM di Boyolali memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang. Pegadaian pun tak hanya memberi pendampingian tetapi juga kredit sehingga bisa membantu dalam pengembangan UMKM. Mereka mendapat kemudahan kredit sebesar Rp10 juta dengan bunga yang rendah
“Bila sudah lunas, mereka bisa kembali mengajukan kredit dengan angka lebih besar, yaitu Rp50 juta. Kami berharap ini membantu mereka. Namun kami tetap melakukan pendampingan secara ketat sehingga apa yang menjadi harapan kami dalam pengembangan usaha itu bisa tercapai,” ucapnya.
Tidak hanya kebutuhan dana yang digunakan untuk modal kerja tetapi juga akses mendapatkan biaya yang terjangkau. Artinya UMKM kemungkinan mengalami kesulitan mengajukan kredit yang sesungguhnya tidak besar. Selain itu, bunga yang rendah menjadi harapan mereka sehingga saat mengajukan kredit pada akhirnya tidak membebani UMKM tersebut.
Hal itu yang dirasakan Pegadaian Surakarta saat memberikan pelatihan dan pengarahan dalam Pegadaian Peduli UMKM di Surakarta atau Kota Solo.
“UMKM di Solo memang butuh biaya untuk modal kerja agar bisa mengembangkan usaha. Selain itu mereka butuh akses pembiayaan yang terjangkau. Kami hadir untuk memfasilitasi mereka agar bisa berkembang,” kata Yordan Kusuma Pratama dari Pegadaian Surakarta.
Kolaborasi Unik
Sementara, pengamat UMKM dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Priyo Hari Adi MSi PhD, menuturkan program Pegadaian Peduli di tengah bergulirnya Pegadaian Liga 2 2024/2025 sebagai sebuah kolaborasi unik antara sepak bola dan ekonomi dari usaha mikro. Priyo Hari yang pernah terlibat dalam pengembangan dan pendampingan UMKM melalui CEMSED (Center for Micro and Small Enterprise Dynamics atau Pusat Studi Dinamika Usaha Mikro dan Kecil) UKSW ini meyakini program itu bakal memberi manfaat bagi pelaku usaha.
“Bila ada fasilitas kredit yang ditawarkan Pegadaian memang sangat membantu. Dari pengalaman saya saat di CEMSED dalam pendampingan UMKM. mereka sangat butuh dana untuk pengembangan usaha. Namun Pegadaian harus melakukan pengawasan melekat dan ketat,” ujar Priyo Hari.
Penyediaan fasilitas kredit, menurut Priyo Hari, harus mendapat pengawasan agar pemanfaatannya tidak melenceng atau keluar jalur. Bila program itu dimaksimalkan oleh UMKM, maka mereka memiliki peluang untuk berkembang.
“Jangan sampai kredit yang tersedia digunakan keperluan lain. Pegadaian pasti sudah memiliki mekanisme dalam pengawasan karena mereka tentu tidak sekadar memberi bantuan finansial. Pegadaian pun pasti menyediakan pelatihan,” ujar Priyo Hari yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan Infrastruktur dan Perencanaan (KIP) UKSW.
Hanya dia berharap Pegadaian Peduli tak sekadar menyediakan kredit tetapi memberi pelatihan dalam pengelolaan sebuah bisnis. Apalagi, fokus pembinaan dan pengembangan pada UMKM kuliner.
“Problem UMKM adalah tidak banyak generasi berikutnya yang bersedia menekuni usaha yang dikembangkan orang tua mereka. Selain itu bagaimana mengembangkan produk seperti kuliner agar memunculkan varian. Ini menjadikan usaha mereka bisa tetap eksis,” kata dia.
Meski program itu butuh kerja keras tetapi menurut Priyo Hari, ini sebagai langkah maju untuk pengembangan UMKM. Dia optimistis adanya pendampingan melalui program Pegadaian Peduli memang sangat membantu UMKM.(HS)