
SEMARANG – Kondisi pasar wisata di hutan Tinjomoyo kini sangat memprihatinkan. Padahal beberapa waktu lalu, pasar wisata tersebut sempat booming dan menjadi viral di media sosial. Saat ini kondisinya sangat sepi karena tidak ada kegiatan di sana.
Los pedagang terlihat banyak yang rusak. Kalangan DPRD Kota Semarang pun akan melakukan kajian ulang atas keberadaan Pasar Wisata ‘Semarangan’ tersebut. Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengungkapkan, jika selama ini memang keberadaan pasar wisata tersebut belum mampu menjadi magnet untuk pengunjung.
“Awal-awalnya memang ramai karena Pemkot Semarang saat itu terus gencar melakukan berbagai kegiatan dan ditunjang dengan publikasi yang baik kala itu,” ujar Anang, Kamis (10/1).
Namun, lanjutnya, setelah Pemkot Semarang kendor dalam melakukan kegiatan di tempat tersebut, sepi kembali. Menurut Anang, hal itu karena belum adanya magnet yang mampu menarik pengunjung ke tempat tersebut.
“Karena di sana kemarin isinya hanya kuliner sehingga tidak begitu menarik kalau cuma itu,” tuturnya.
Menurutnya, diperlukan sebuah jargon tertentu yang memiliki ciri khas untuk memancing pengunjung datang ke Pasar Wisata Tinjomoyo.
Menurutnya salah satu magnet yang paling ampuh yaitu kolaborasi antara hobi dan kuliner. Hobi tersebut, lanjutnya, seperti menggaet para penghobis offroad.
“Dibuat saja sirkuit offroad dan ada pasar kulinernya malah lebih baik,” ujarnya.
Adapun pertimbangan pembangunan sirkuit tersebut karena kondisi tanah yang labil. Ia meyakini jika kolaborasi antara olahraga dan kuliner di Pasar Wisata Tinjomoyo akan mampu menjadi magnet bagi pengunjung. “Keberadaan pasar sudah bagus, namun masih belum maksimal pengunjungnya jadi butuh kolaborasi dengan hal lain seperti olahraga,” katanya.
Pasar wisata tersebut memang tidak dilengkapi bangunan permanen. Hanya jalan di dalam pasar yang sudah rapi dengan sentuhan paving. Meski begitu, menurut Anang, fasilitas pendukung lain seperti halnya lahan parkir masih belum terpenuhi. “Parkir juga masih belum ada jadi memang belum optimal,” katanya.
Dikatakan Anang, pembangunan Pasar Wisata Tinjomoyo memang tidak menggunakan APBD Kota Semarang. Meski begitu, apabila dikelola dengan maksimal manfaatnya diharapkan bisa menopang ekonomi masyarakat sekitar.
“Itu memang tidak menggunakan APBD namun jangan setelah jadi tidak diurus,” ujarnya.
Menanggapi hal itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari mengatakan, jika di 2019 ini Pasar Wisata Tinjomoyo akan dihidupkan kembali.
Saat ini, lanjutnya, Dinas Pariwisata Kota Semarang masih melakukan kajian untuk pembukaan kembali pasar tersebut. Untuk konsep, pihaknya masih melakukan kajian.(Halo Semarang)