SEMARANG – Tiga pompa pengendali banjir di Sungai Sringin akan diaktifkan untuk mengurangi genangan di wilayah Genuk. Di mana sebelumnya tidak ada satupun pompa air di rumah pompa Sringin.
Hal itu dikatakan oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat melakukan tinjauan di rumah pompa Sringin dan Tenggang, Jumat (14/12). “Untuk Kali Sringin hari ini ada tiga pompa yang aktif dengan kapasitas satu pompa 2.000 kubik perdetik,” ujar Hevearita.
Selanjutnya dua hari ke depan akan ada empat pompa lagi di Sringin yang juga akan diaktifkan. Pompa-pompa di rumah pompa Sungai Sringin tersebut diharapkan dapat mengurangi debit genangan di wilayah Genuk dan sekitarnya.
“Hari ini di wilayah Genuk memang masih ada beberapa titik yang menggenang,” ujarnya.
Meski hanya dengan tiga pompa yang aktif di Sringin pada Jumat (14/12), dipastikan mampu mengurangi genangan air di wilayah Genuk.
“Dengan tiga pompa saja selama 1 jam sudah turun 2 centimeter genangannya,” tuturnya.
Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap, ketika rumah pompa di Sringin sudah rampung pengerjaannya yang ditarget pada akhir Desember ini, dapat mengihindariakn wilayah Genuk dan sekitarnya dari genangan.
Sementara itu, untuk di Sungai Tenggang baru ada dua pompa yang siap dioperasikan. “Kalau pompanya sudah siap, namun memang dari segi konstruksinya (keseluruhan) belum siap 100 persen,” katanya.
Karenannya, pihak Pemkot Semarang meminta kepada BBWS Pemali Juana selaku leading sector proyek pembangunan rumah pompa Sungai Tenggang untuk mempercepat proses penyelesaian.
“Supaya di 20 Desember ini tiga pompa di Tenggang sudah bisa jalan dan 25 Desember total enam pompa di Tenggang sudah efektif semuanya,” katanya.
Aktifnya enam pompa di Sungai Tenggang nantinya akan dapat mengurangi genangan air di wilayah Gayamsari, Genuk, dan wilayah Semarang Timur lainnya.
Persoalan lain yang saat ini juga menjadi fokus Pemkot Semarang yaitu penanganan sampah. Seperti diketahui, membludaknya air di Banjir Kanal Timur (BKT) beberapa waktu lalu disebabkan sumbatan dari tumpukan sampah di bawah Jembatan Kaligawe.
“Kami sudah meminta kepada seluruh camat, lurah untuk memberdayakan masyarakat. Karena selain masalah volume air yang tinggi, ada permasahan sampah,” ujarnya.
Sebanyak 250 meter kubik sampah yang berhasil diangkat dari bawah Jembatan Kaligawe menyisakan persoalan lain dalam penanganan banjir.
“Karenannya kami mengintruksikan kepada camat dan lurah tidak hanya membersihkan rumput tetapi saluran, sedimen juga dibersihkan,” tuturnya.
Kepala BBWS Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno, yang juga ikut dalam tinjauan tersebut mengakui jika infrastruktur rumah pompa di Sungai Tenggang memang belum ideal 100 persen.
“Untuk amannya pompa itu harus ada rumah pompa. Namun karena ini mendesak, kami percepat progress. Perhari akan kami pantau terus penyelesaian pompa ini baik itu Sringin maupun Tenggang,” kata Ruhban.(Halo Semarang)