
WABAH corona seakan sudah menjadi teror dunia, karena menyebabkan banyak kematian manusia. Beberapa negara menerapkan barbagai kebijakan untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19 ini. Salah satunya Indonesia, yang menerapkan social distancing dan phisycal distancing bagi warganya.
Namun bagaimana dengan nasib warga Tambakrejo, Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara Semarang yang harus hidup di bedeng sempit nyaris tanpa jarak di tengah wabah corona ini.
Apalagi di tengah lesunya ekonomi negara, membuat warga Tambakrejo banyak yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Padahal saat ini, mereka harus menjalani hidup di hunian sementara yang ada di Kalimati di wilayah itu, karena setahun lalu menjadi korban penggusuran dampak normalisasi Sungai Banjirkalan Timur Semarang.
Hunian sementara yang ditempati warga di sana terbuat dari baja ringan dengan berdinding triplek. Dengan lantai tanah, ada tiga blok yang dibangun untuk ditinggali warga.
Satu blok hunian berukuran 10 kali 20 meter, dan di dalam hunian disekat perkamar untuk satu keluarga. Total ada 97 keluarga dengan 350an jiwa yang menempati di tiga blok hunian sementara tersebut.
“Satu blok diisi sekitar 25 keluarga,” kata Ketua RT 05 RW XVI Tambakrejo, Rohmadi, Sabtu (30/5/2020).
Untuk makan dan keperluan memasak, tiap blok ada dapur umum yang digunakan seluruh penghuni blok. Begitu juga untuk mencuci, mandi, dan keperluan buang air besar, tiap blok juga ada fasilitas WC umum yang bisa digunakan warga.
Di tengah pandemi corona ini, ada beberapa masalah yang harus dihadapi warga. Salah satunya masalah ekonomi akibat dampak pandemi.
Sebagian warga mengaku kesulitan menjual ikan hasil tangkapan melautnya ke pasaran. Sehingga nelayan mengalami penurunan pendapatan dari hasil melaut sejak Maret 2020.
“Saat ini kesulitan kami adalah menjual hasil melaut karena harga ikan yang anjlok. Sehingga banyak yang tak melaut, apalagi saat ini rob sedang tinggi,” katanya.
Rohmadi menuturkan, sejumlah nelayan memang masih ada yang melaut untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Namun sebagian lagi sudah mulai mencoba budi daya kerang hijau dan tiram di sekitar tempat hunian.
“Sebagian besar warga di sini memang nelayan. Meski ada beberapa yang jadi pedagang ikan dan buruh,” kata Rohmadi.
Sementara, dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) Gerindra ke-12, DPD Satria Jateng memberikan bantuan ratusan paket sembako bagi warga Tambakrejo, Semarang, Sabtu (30/5/2020).
Bantuan tersebut dimaksudkan untuk membantu masyarakat sekitar yang masih hidup di hunian sementara akibat penggusuran, di tengah pandemi wabah corona.
Penyerahan bantuan dipimpin langsung Ketua DPD Satria Gerindra Jateng, Heri Pudyatmoko serta Sekretaris Satria Jateng, Joko Santoso, dan diterima langsung oleh Ketua RT 05 RW XVI Tambakrejo, Rohmadi beserta warga.
Heri Pudyatmoko mengatakan, bantuan sembako ini dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat Tambakrejo di tengah wabah corona.
“Warga Tambakrejo yang sebagian nelayan, dan saat ini masih tinggal di hunian sementara, secara ekonomi tentu sangat terdampak pandemi Covid-19 ini. Maka kami bermaksud memberikan support dengan memberikan bantuan untuk membantu ekonomi warga,” katanya di sela penyerahan bantuan.
Ditambahkan, di tengah pandemi wabah corona ini, sudah menjadi kewajiban bersama untuk membantu masyarakat kurang mampu.
“Kami pun berharap pandemi ini segera berakhir sehingga masyarakat bisa menjalani hidup secara normal,” tegas Heri yang juga Wakil Ketua DPRD Jateng ini.(HS)