HALO SEMARANG – Warga dan pemerintah di Kabupaten Flores Timur, sudah mengambil langkah-langkah tanggap darurat, setelah bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Minggu (3/11/2024).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, seperti dirilis bnpb.go.id, mengatakan masyarakat Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura, dan Desa Lewolaga, serta pemerintah Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena sudah menyiapkan gedung-gedung sekolah sebagai lokasi pengungsian.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur, juga telah memperpanjang status siaga darurat bencana Gunung Lewotobi Laki-laki, hingga 96 hari, terhitung mulai 27 September hingga 31 Desember 2024.
Keputusan tersebut tertuang melalui Keputusan Bupati Flores Timur Nomor : BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL/IX/2024.
Korban
Seperti diketahui, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi hebat Minggu (3/11/2024) malam, mengakibatkan material panas, batu api, dan abu vulkanik terlempar hingga radius enam kilometer, menyebabkan kerusakan dan menimbulkan korban jiwa.
Dari data sementara, erupsi ini telah menelan korban tewas sebanyak 10 orang, puluhan luka-luka, dan banyak bangunan hangus terbakar.
Warga dari tujuh desa sekitar, yaitu Desa Klatanlo, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, Boru Kedang, Pululera, dan Nawakote, terpaksa mengungsi menuju perbatasan Kabupaten Sikka dan Kecamatan Titehena di Kabupaten Flotim.
Sejumlah rumah warga, gedung sekolah, dan bangunan milik Biara Susteran SSPS serta asrama SMA Seminari San Dominggo Hokeng turut menjadi korban dari letusan ini.
Banyak anak seminari yang mengalami luka akibat lontaran material panas. Tidak hanya rumah warga, beberapa bangunan publik mengalami kerusakan akibat terjangan abu vulkanik dan petir yang menyambar.
Menurut laporan petugas, letusan terjadi saat sebagian besar warga masih tertidur, sehingga banyak yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Lontaran batu api dan material vulkanik menghujani area sekitar gunung selama lebih dari dua jam.
Hingga Senin (4/11/2024) pagi, petugas gabungan masih terus melakukan evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Otoritas kegunungapian (PVMBG) pun menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dari level III menjadi IV atau ‘Awas’.
Perubahan tersebut terhitung pada Minggu 3 November 2024, pukul 24.00 Wita.
Gunung api yang terletak Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami kenaikan kegempaan vulkanik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG memantau adanya letusan pada Minggu kemarin (3/11), pukul 23.57 waktu setempat atau Wita. Letusan berlangsung selama 1.450 detik.
Aktivitas vulkanik gunung api berketinggian 1.584 mdpl yang terjadi pada Minggu (3/11) berdampak sejumlah desa di tiga kecamatan.
Terdapat 6 desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru dan Boru Kedang.
Pada Kecamatan Ile Bura, sebanyak 4 desa terdampak, yaitu di Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen dan Riang Rita, sedangkan di Kecamatan Titehena berpengaruh pada empat desa, yaitu Desa Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang dan Watowara.
BNPB memantau populasi jiwa terdampak sebanyak 2.734 KK / 10.295 jiwa, dengan rincian di Kecamatan Wulanggitang 2.527 KK / 9.479 jiwa dan Ile Bura 207 KK/ 816 jiwa.
Sementara itu, dengan kenaikan status aktivitas vulkanik level IV, PVMBG merekomendasikan sebagai berikut :
- Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki serta sektoral 7 km pada arah Utara-Timur Laut dan 7 Km pada sektor Timur Laut.
- Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.
- Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
- Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung. (HS-08)