
HALO KENDAL – Ada yang berbeda dalam pelaksanaan Idul Adha 1442 H di Kabupaten Kendal. Daging kurban yang dibagi-bagikan kepada warga dibungkus dengan menggunakan daun atau wadah dari anyaman bambu, bukan plastik.
Seperti yang dilakukan warga Desa Rejosari, Kecamatan Kangkung, panitia kurban menggunakan wadah terbuat dari anyaman bambu atau yang dikenal dengan besek.
Kepala Desa Rejosari, Muhtarom menjelaskan, hal ini dilakukan sesuai Surat Bupati Kendal, dalam rangka mengurangi penggunaan kantong plastik di Kabupaten Kendal.
“Untuk mengurangi sampah plastik, Pemerintah Desa bersama RT sudah mengimbau kepada panitia dan masyarakat untuk mengganti dengan wadah yang ramah lingkungan. Seperti halnya pelaksanaan kurban di Masjid Al Muttaqin hari ini,” terangnya, Rabu (21/7/2021).
Panitia menggunakan wadah besek dan dalam pendistribusiannya, diantarkan ke rumah-rumah warga untuk menghindari kerumunan.
Sementara itu, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kangkung, Romdon menjelaskan, imbauan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dalam pelaksanaan kurban sudah disosialisasikan kepada masyarakat. Bahkan beberapa panitia sudah menindaklanjuti imbauan tersebut dan melaporkan pelaksanaannya melalui Pemerintah Desa.
“Seperti penggunaan wadah besek, daun jati, atau daun pisang sebagai pengganti plastik,” tandas Romdon.
Edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi sampah dari bahan yang sulit diurai, terus disosialisasikan bersama Pemerintah Desa.
“Ini sebagai upaya pengendalian penggunaan plastik yang sudah diatur dalam Peraturan Bupati,” imbuh Romdon.
Senada diungkapkan Sekretaris Desa Sendangdawung, Kecamatan Kangkung, Budi Ristanto, pihaknya dalam rangka pembagian daging kurban menggunakan daun jati untuk pembungkus.
Dirinya merasa bersyukur, meski pandemi, di Desa Sendangdawung jumlah kurban mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah, tahun ini ada 27 ekor sapi dan 50 ekor kambing. Terima kasih kepada warga yang sudah berkurban. Tentunya ini bisa membantu warga yang membutuhkan, terutama yang terdampak pandemi,” ungkap Budi.
Menurutnya, dengan menggunakan daun jati sebagai pembungkus, dapat mendukung upaya meminimalisir kerusakan lingkungan akibat sampah plastik.
“Daun jati itu kan banyak tersedia di sini. Jadi di samping bisa lebih berhemat, panitia juga mendukung apa yang menjadi keputusan bupati,” jelas Budi.(HS)