in

Kunjungi Sanggar Batik Semarang 16, Yoyok Sukawi Terkesan pada Upaya Pelestariannya

Calon Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi, bersama istrinya, Swasti Aswagati saat melaksanakan kunjungan ke Sanggar Batik Semarang 16 pada Kamis (17/10/2024).

HALO SEMARANG – Calon Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi, bersama istrinya, Swasti Aswagati melakukan kunjungan ke Sanggar Batik Semarang 16 pada Kamis (17/10/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pelestarian budaya batik di Kota Semarang.

Dalam kunjungannya, Yoyok menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program pembinaan perajin dan tempat produksi batik Semarang yang pernah digagas ayahnya Sukawi Sutarip.

“Tadi kita lihat, semacam napak tilas yang sudah digagas Pak Sukawi dan Bu Sinto, terkait pembinaan perajin batik. Kita melihat proses pembuatan batik dengan teknik cetak, teknis canting atau tulis, dan pembuatan desain batik, serta berdiskusi tentang pemasaran dan pengembangan UMKM dengan pemilik Sanggar Batik Semarang 16,” ungkap Yoyok.

Dia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, khususnya para perajin batik dalam upaya mengembangkan potensi batik khas Semarang. “Ada program yang bisa kita kerjasamakan, salah satunya adalah Semarang Pra Kerja, di mana akan ada pelatihan membatik dan promosi produk batik,” lanjutnya.

Yoyok menekankan bahwa batik Semarangan harus dilestarikan dan tempat prosesnya bisa dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata.

“Di sini menarik, selain bisa melihat proses membatik, wisatawan bisa membeli barang-barang khas Semarang berupa karya batik itu sendiri. Bahkan, ada motiv yang diciptakan dari hasil identifikasi tiap kelurahan yang ada di Kota Semarang. Prosesnya pun bisa dilihat dari awal hingga akhir,” kata Yoyok.

Selain itu, Yoyok juga terkesan akan upaya yang dilakukan Sanggar Batik Semarang 16 dalam upaya melestarikan batik. Dia menyatakan, pemerintah harus berperan aktif dalam mempromosikan batik khas Semarang, khususnya produksi yang ada di Batik Semarang 16.

“Sebenarnya ini bisa dikembangkan, sebagai eduwisata. Mengajarkan tentang bagaimana proses membatik, dari awal membuat desain hingga pewarnaan. Ada pewarnaan alami, ada juga pewarnaan kimia. Ada batik tulis, ada juga batik cap. Menarik sekali tempat ini, ada penginapannya pula,” tegasnya.

Sementara itu, Cattleya Adi Putri Virani, owner Sanggar Batik Semarang 16 menjelaskan, bahwa usaha eduwisata barupa pemrosesan dan produksi batik ini dimulai sejak tahun 2004. Awalnya, dari hobi ibunya yang memang gemar akan batik.

“Awalnya kami melakukan pelatihan-pelatihan, lalu mencoba membuat batik sendiri dan melibatkan warga sekitar. Kami mulai dari rumah dan kini berkembang di lokasi ini sejak 2016,” terangnya.

Cattleya berharap dengan kedatangan Yoyok Sukawi, batik Semarang bisa lebih diperhatikan dan menjadi identitas kota.

“Ini juga sebagai upaya untuk melestarikan budaya membatik itu sendiri,” tutupnya.

Kunjungan ini menunjukkan komitmen Yoyok Sukawi untuk mengembangkan dan melestarikan budaya batik di Semarang. Selain itu sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui UMKM dan program Semarang Pra Kerja.(HS)

Identitas Jasad Perempuan Diduga Korban Perkosaan di Darupono Terungkap, Ternyata Warga Brangsong

Pemkot Semarang Berupaya Urai Kepadatan Lalu Lintas di Kawasan Mijen