in

Kisah Mitra Pengemudi GrabBike Memulai New Normal dengan Protector dan Protokol Kesehatan

Salah satu pengemudi Grab mengenakan GrabBike Protect untuk melindungi diri dan penumpang.

 

HALO SEMARANG – Wacana untuk masuk dalam ”kebiasaan baru” atau yang sering disebut dengan new normal, sudah mulai didengungkan oleh pemerintah.

Banyak persiapan yang sudah dilakukan untuk menyambutnya dengan meningkatkan protokol kesehatan, termasuk pada lini transportasi publik.

Perusahaan teknologi Grab menghadirkan layanan GrabBike Protect yang menyediakan perlindungan tambahan bagi mitra pengemudi dan pelanggan ojek online di sejumlah kota di Indonesia.

Sebagai armada khusus pertama di Indonesia, GrabBike Protect yang dilengkapi dengan partisi plastik sebagai pemisah untuk meminimalisir kontak antara penumpang dan mitra pengemudi, jadi salah satu langkah konkret untuk yang membantu masyarakat terus beraktivitas di tengah pandemi.

Selain itu, mitra pengemudi Grab juga diberikan masker dan hand sanitizer sebagai langkah menyambut kebiasaan baru di kota-kota besar di Indonesia.

Perlengkapan tambahan ini yang membuat para mitra pengemudi siap untuk mengejar rezeki lagi di tengah wabah Covid-19 yang dirasakan setiap daerah di Indonesia.

Adhitya Saputra mengaku kerap dibilang akai baju Gatotkaca ketika melayani pelanggannya. Sebuah candaan yang dirinya terima saat pertama kali pakai protector yang diberikan Grab.

“Saya termasuk salah satu mitra GrabBike di Yogyakarta yang mendapatkan alat pelindung itu pertama kali. Alat ini dipakai untuk perlindungan saya dari wabah tak terlihat yang bisa saja saya dapatkan di jalanan. Seminggu pertama memakainya, saya jadi pusat perhatian dijalanan,” katanya, seperti dalam rilis yang diterima halosemarang.id, Kamis (11/6/2020).

Persiapan new normal di Yogyakarta memang sedikit beda dari kota-kota besar lainnya. Yogyakarta tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat adanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Hanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Ojek online masih diperkenankan mengangkut penumpang dan beroperasi di jalan-jalan sambil mengais rezeki.
“Enaknya pakai pelindung tambahan bukan cuma meningkatkan perlindungan kesehatan, tapi penumpang yang saya bawa malah sering buka obrolan. Kadang obrolan basa-basi, kadang juga malah tanya-tanya fungsi ini-itunya. Saya sih senang-senang saja menjawabnya,” katanya.

Dulu sebelum memakai perlengkapan ini, beberapa penumpang sering jaga jarak saat naik di atas motor.

“Sekarang mereka merasa lebih aman kalau ngobrol sama saya,” katanya.

GrabBike Protect ini, katanya, juga mengingatkan dirinya untuk menjaga kecepatan aman saat bawa penumpang.

“Bentuknya memang sudah aerodinamis sehingga tetap aman untuk digunakan pada kecepatan berkendara normal sekitar 60-90 km/jam,” tambahnya.

Terlebih lagi, dirinya juga selalu siap masker tambahan, hand sanitizer, dan lap.

“Mau ada yang naik, saya semprot tangannya. Waktu penumpang turun, motor saya semprot, begitu juga dengan pelindungnya. Jadi aman untuk penumpang berikutnya. Pandemi tidak menghentikan saya untuk terus usaha. Tetap bekerja dan melayani dengan sepenuh hati,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Budiyono, pengemudi Grab di Semarang. Grab memang menunjuk puluhan mitra pengemudi untuk menjadi relawan melawan wabah di Semarang.

“Saya salah satunya. Kami diminta untuk membantu tenaga medis, mulai dari mengantar mereka dari dan ke rumah sakit, sekaligus mengantarkan makanan untuk mereka,” paparnya.

Dalam sehari, kata dia, Budiyono dia bisa menerima order hingga 1.500 boks makan yang diantar untuk tenaga medis.

“Saya biasanya bertugas mengantar ke RS Ketileng dan RS Dr Kariadi, di samping saya juga menerima order seperti biasanya. Setelah selesai mendistribusikan makanan untuk tenaga medis, saya langsung bersiap untuk menerima order lain dari aplikasi,” paparnya.

Untuk tetap aman kala membawa penumpang, dirinya diberikan GrabBike Protect untuk mengurangi risiko penyebaran virus dari penumpang. Namun, alat itu bukanlah satu-satunya yang menjaganya di jalanan.

“Saya juga diberikan masker, sarung tangan, hand sanitizer, desinfektan, jas hujan, serta penutup sepatu jika harus masuk ke dalam rumah sakit,” tambahnya.

Kadang, hand sanitizer jadi pembuka obrolan dirinya dengan penumpang. Ada kalanya dia menawari penumpang masker untuk orang-orang yang tidak memakainya.

“Protector bisa mencegah droplet antara saya dan penumpang. Namun ini juga membuat saya harus menaikkan volume suara dan menurunkan kecepatan supaya obrolan dengan penumpang nyambung. Kalau memang penumpang minta buru-buru, ya kami simpan obrolan sambil berharap bisa berjumpa lagi lain hari,” papar Budiyono.

Selain nge-Grab, Budiyono juga pegawai kantoran yang bekerja mulai dari pukul 08.00 – 16.00. Begitu selesai di kantor, dirinya melanjutkan menjalani bisnis pengantaran dengan Grab.

“Sebelum wabah ini terjadi, saya melakukannya selama 12 jam, pukul 5 sore hingga pulang pukul 5 pagi,” katanya.

Semarang, katanya, merupakan kota yang padat dan setiap mitra pengemudi bisa dapat banyak order setiap harinya. Dirinya sendiri mulai di wilayah pusat kota sampai tengah malam, lalu berlanjut ke stasiun pada tengah malam karena mengejar penumpang dari datangnya kereta di Semarang pada dini hari.

“Dulu dalam kurun waktu 12 jam saya cukup beruntung bisa mendapatkan target pribadi per harinya. Malah ada kalanya lebih. Lalu wabah datang dan semuanya berkurang,” katanya.

“Bisa dibilang, saya tidak bisa ”ngalong” lagi dan harus menaati peraturan pemerintah. Tengah malam sudah waktunya untuk pulang. Namun, saya bersyukur tetap bisa melayani dan mencari rezeki,” tambah dia.

Sementara Tyas Widyastuti, Director of 2-Wheels & Logistics, Grab Indonesia mengatakan, pandemi Covid-19 telah meningkatkan kesadaran terhadap keamanan dan kebersihan di berbagai industri.

“Keamanan selalu menjadi fokus utama Grab dan melalui program seperti GrabProtect. Kami telah meningkatkan standar kebersihan di industri ride-hailing. Bersama dengan mitra pengemudi, kami akan mendorong perilaku bersih yang lebih baik sebelum perjalanan dimulai,” katanya.

Pekan lalu, Grab juga telah memperkenalkan GrabProtect, program keamanan dan kebersihan untuk memberikan standar kebersihan terbaik di industri ride-hailing melalui serangkaian fitur baru, peningkatan armada GrabCar Protect dan GrabBike Protect, serta pembaharuan aturan keamanan.

“Dihadirkan juga fitur baru juga mencakup deklarasi kesehatan online dan kebersihan sekaligus mask selfie. Penumpang dan pengemudi dapat membatalkan pesanan perjalanan apabila persyaratan masker tidak dipenuhi,” katanya.(HS)

Smartfren Luncurkan Power Up, Pelanggan Bisa Atur Sendiri Kuotanya

Grab Perkenalkan GrabMerchant, Platform All-In-One Dorong UMKM Bertransformasi ke Digital