HALO SEMARANG – Kementerian Agama (Kemenag) RI menargetkan 50 % Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dapat terakreditasi unggul.
Saat ini ada 17 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang meraih akreditasi Unggul. Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad berharap capaian ini disusul oleh kampus PTKIN lainnya.
Kementerian Agama membina lebih dari 70 kampus PTKIN dan ratusan PTKI swasta. Abu Rokhmad optimistis bahwa jumlah kampus PTKI dengan akreditas Unggul akan terus meningkat.
“Kita berharap ke depan setidaknya separuh dari PTKIN kita mampu mencapai level akreditasi Unggul. Melihat situasi dan dinamika saat ini, saya percaya kita semua mampu mewujudkannya,” tegasnya di Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Abu Rokhmad menyatakan, upaya peningkatan akreditasi bukan sekadar target administratif, tetapi juga sebuah proses memperkokoh peran PTKI sebagai lembaga unggul yang siap bersaing secara global.
“Yang sudah Unggul harus terus dipertahankan, dan yang belum Unggul perlu didorong agar segera mencapai kualitas yang diharapkan. Sinergi dan komunikasi yang kuat antar lembaga menjadi kunci dalam mencapai tujuan ini,” ujarnya, seperti dirilis kemenag.go.id.
Ia menekankan bahwa peran semua pihak, baik pimpinan perguruan tinggi maupun para dosen, sangat krusial untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas.
Abu Rokhmad mengajak semua pihak untuk terus memperkuat data dan administrasi, karena aspek ini sangat menentukan dalam proses akreditasi.
“Saya ingin mengingatkan kembali agar tidak ada informasi yang kosong atau terputus. Data yang baik adalah fondasi dari setiap upaya peningkatan kualitas. Apa pun caranya, kita harus memaksimalkan ini,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyinggung peluang besar yang tersedia bagi para dosen PTKI, dengan dibukanya 218 lowongan dosen ASN.
“Ini kesempatan besar yang harus kita manfaatkan bersama. Mari kita pastikan para calon dosen yang terbaik bisa bergabung untuk memperkuat perguruan tinggi kita,” ujarnya.
Dirjen Pendidikan Islam juga mengingatkan agar menjaga keharmonisan antara berbagai pihak di internal perguruan tinggi, khususnya antara pimpinan universitas dan birokrasi kampus.
“Hubungan antara rektor dan kepala biro ibarat suami istri yang saling melengkapi. Jangan sampai hal-hal kecil ini menghambat upaya besar kita dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi,” ungkapnya.
Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi perguruan tinggi keagamaan Islam untuk terus berinovasi dan bekerja sama dalam mencapai akreditasi unggul. “Kami siap mendampingi bapak dan ibu dalam setiap langkah proses ini. Mari kita jaga semangat, karena kualitas pendidikan kita adalah amanah yang harus terus kita jaga,” kata dia. (HS-08)