HALO SEMARANG – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin mengatakan untuk menciptakan paket siaran agama yang lebih variatif dan inovatif, agar dapat mengundang minat pemirsa, diperlukan lima prinsip dakwah di televisi dan media, agar terwujud Islam rahmatan lil alamin.
Pertama, kualitas da’i yang memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang baik, serta mampu menulis dan membaca teks Al-Qur’an dan Hadis dengan baik. Kedua, menjunjung tinggi etika, hubungan antaragama, dan toleransi.
“Selain kualitas dai dan etika, prinsip dakwah di media yang ketiga, adalah tidak memberi muatan politik praktis, dan tidak menjelek-jelekkan keyakinan umat lain,” kata Kamaruddin, saat Temu Dai Media, di Jakarta Minggu (26/12). Seperti dirilis Kemenag.go.id.
Prinsip keempat, menurut dia adalah penghormatan terhadap suku, ras, dan agama. Adapun prinsip kelima, adalah berorientasi kepada pembangunan akhlak dan jati diri bangsa.
Kamaruddin mengatakan dakwah melalui televisi dapat menyatukan persepsi komunitas umat Islam, dengan menerima pesan-pesan yang disampaikan secara bersama-sama dan seragam.
Lebih lanjut, Kamaruddin mengatakan bahwa televisi berperan penting bagi proses identifikasi nilai-nilai yang diterima masyarakat (khususnya umat Islam) yang terus berubah.
Syekh Ali Mahfuz mengutarakan bahwa maju mundurnya Islam sangat tergantung pada kegiatan dakwah atau penyiaran Islam yang dilakukan oleh umat Islam itu sendiri.
“Media-media dakwah memiliki arti dan kedudukan yang sangat penting karena menentukan tingkat keberhasilan dakwah. Bahkan dapat dikatakan, bahwa tingkatan keberhasilan dakwah berbanding lurus dengan keberadaan media dakwah,” imbuhnya.
“Oleh karena itu, media memiliki kedudukan yang sama dengan tujuan, karena jika tujuan dakwah tidak dapat terrealisasi tanpa media, maka keberadaan media tersebut wajib hukumnya,” tandas Kamaruddin. (HS-08)