in

Jalan Perkampungan di Kelurahan Pindrikan Lor, Dicat Mural Tokoh Wayang

Pagar pembatas Jalur kereta api (KA) di sepanjang Jalan Abimanyu, RT 8 RW 1, Kelurahan Pendirikan Lor, Semarang Tengah, dilukis mural bertema tokoh pewayangan.

 

HALO SEMARANG – Pagar pembatas jalur kereta api (KA), tepatnya di sepanjang Jalan Abimanyu 8, Kelurahan Pindrikan Lor, Kecamatan Semarang Tengah dilukis mural bertema tokoh pewayangan. Hal ini, cukup menarik perhatian pengendara atau warga sekitar yang kerap kali melintas di jalan perkampungan ini, yang berada tak jauh dari Jalan Hasanudin Semarang.

Salah satu warga setempat, Sariyanto (52) mengatakan, lukisan tokoh pewayangan ini dibuat oleh warga RT 8, RW 1 kelurahan setempat.

Ide untuk melukis tokoh wayang tersebut, memang sengaja disesuaikan dengan nama jalan yakni Jalan Abimanyu, yang juga nama tokoh wayang.

“Di dalam lukisan ini, dilukis tokoh wayang, seperti Werkudoro, Semar, buto cakil dan lain-lain,” terangnya, Minggu (21/2/2021).

Adapun pagar yang dimural yakni sepanjang sekitar 200 meter, di permukaan pagar setinggi 3 meter.

“Kegiatan melukis tokoh wayang ini sudah dimulai sejak setahun lalu, dan anggarannya dari kas RT secara swadaya. Dari dana itu, dibelikan cat, kuas dan konsumsi untuk warga yang ikut gotong-royong,” katanya.

Tak hanya di pagar milik KAI Daop 4 Semarang, didinding rumah warga juga dilukis dengan gambar tokoh wayang.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Krisbiyantoro mengatakan, pihaknya mengapresiasi kreatifitas warga yang ikut menjaga sterilisasi jalur Kereta Api (KA). Dan menjaga pagar tetap rapat, sehingga bisa dilukis tokoh pewayangan.

“Terima kasih warga sudah ikut menjaga pagar pembatas jalur KA dengan baik, sehingga membuat warga tetap aman,” katanya.

Mural tokoh pewayangan ini, kata dia, selain bisa untuk menambah estetika jalan perkampungan, juga sarana belajar anak-anak khususnya tentang nama-nama tokoh wayang.

“Dan sekaligus untuk mengenalkan para generasi muda, tentang budaya Indonesia,” imbuhya.(HS)

Pemerintah Terbitkan 49 Peraturan Pelaksana UU Cipta Kerja

Punya Nilai Sejarah Tinggi, Ini Keunikan Masjid Layur Semarang