HALO SEMARANG – Setelah dua tahun berturut-turut masyarakat dilarang mudik karena tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan dampak pandemi Covid-19, tahun 2022 ini akhirnya pemerintah membolehkan kembali adanya kegiatan mudik Lebaran.
Tentu, mudik tahun 2022 ini masyarakat wajib ke depankan kesehatan atau Mudik Sehat karena pandemi Covid-19 belum selesai. Bagaimanapun aspek kesehatan ini mulai dari sekarang harus diterapkan, seperti protokol kesehatan yang harus tetap dilakukan.
Pakar Transportasi dari Unika Soegijapranoto, Djoko Setijowarno mengatakan, makna dari transportasi tidak hanya menjaga keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Tetapi juga aspek kesehatan yang menurutnya saatnya mulai sekarang diterapkan.
Karena pemudik diwajibkan melakukan tes antigen atau PCR, maka sebaiknya di setiap simpul transportasi disediakan pula vaksinasi ketiga atau booster. Seperti di bandara, pelabuhan, terminal dan stasiun.
“Pemudik yang menggunakan angkutan umum tinggal memilih akan vaksin ketiga atau tes antigen, karena bisa saja ada pemudik yang belum boleh vaksinasi ketiga,” terang Djoko Setijowarno, Selasa (29/3/2022).
Lalu kegiatan mudik gratis dapat diadakan kembali, meskipun Kementerian Perhubungan tidak menganggarkan.
“Sebab, tiga bulan sebelum pelaksanaan mudik gratis diselenggarakan semestinya sudah dilakukan persiapan. Caranya, bisa dengan melibatkan semua BUMN yang memiliki kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk pelaksanaan mudik gratis. Kegiatan mudik gratis ini sangat membantu masyarakat menengah ke bawah untuk ikut mudik Lebaran,” ujarnya.
Selain itu, mudik gratis akan membantu PO bus wisata dan PO bus antarkota antarprovinsi (AKAP) mendapatkan keuntungan setelah dua tahun ikut ’berpuasa’ akibat pandemi.
“Selama dua tahun, sudah dua kali pula mudik Lebaran dilarang dioperasikan,” paparnya.
Sedangkan bagi pengguna kendaraan pribadi, perlu diingat terhadap masyarakat yang memiliki komorbid.
“Jika tetap merasa perlu bepergian mudik, mintalah saran dari ahli kesehatan, terutama cara apa yang harus dilakukan di dalam perjalanan,”katanya.
Dia juga mengimbau, agar tidak lagi dilakukan pencegatan di jalan karena tindakan itu tidak efektif.
“Perlu diperhatikan justru ketersediaan rest area utamanya di jalan tol tidak dapat menampung semua pemudik yang menggunakan jalan tol. Oleh sebab itu, dapat diarahkan untuk keluar jalan tol dan pemerintah daerah menyediakan rest area sementara. Keberadaan rest area sementara akan membantu peningkatan ekonomi daerah,” tambahnya.
Pemudik yang akan menggunakan sepeda motor jarak jauh, lanjut dia, sedapat mungkin dihindari demi keselamatan.
“Pemudik menggunakan bus gratis, sepeda motor diangkut menggunakan truk, truk yang digunakan tidak kelebihan dimensi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Kementerian Perhubungan harus mulai mensosialisasikan berupa imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan penyelenggara angkutan resmi dan tidak gunakan penyelenggara dengan angkutan tidak resmi.
“Apalagi sekarang sudah mulai marak penawaran mudik Lebaran 2022 oleh penyelenggara melalui media daring atau online. Namun disisi lain pengawasan di lapangan juga harus konsisten, dan penindakan ditujukan ke angkutan dan penyelenggara yang tidak jelas. Jangan sebaliknya justru penyelenggara dan PO resmi dipersulit dengan alasan pengawasannya. Tapi yang abal-abal karena angkutan plat hitam malah lolos pengawasan,” pungkasnya. (HS-06)