HALO SEMARANG – Kepala Staf Kepresidenan Dr Moeldoko, mengapresiasi perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP), yang diberikan pemerintah Amerika Serikat untuk Indonesia.
Hal tersebut terungkap saat bertemu Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Yong Kim, di Bina Graha Jakarta, Jumat (13/11). GSP adalah kebijakan perdagangan unilateral, yang memberikan pemotongan bea masuk impor terhadap produk ekspor negara penerima.
“Ini menjadi support luar biasa untuk Indonesia, dalam meningkatkan perekonomian menjadi semakin lebih baik,” kata Moeldoko.
Dia meminta para investor, tidak khawatir untuk berinvestasi di Indonesia. Terlebih saat ini stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan terjaga dengan baik.
Moeldoko menegaskan, stabilitas jadi salah satu poin penting dalam menarik investasi di Indonesia. Sehingga hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat semakin kuat di berbagai bidang. Terutama dalam hal investasi, pendidikan, dan kesehatan.
“Stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan ini kami jaga dengan baik,” ujar Moeldoko.
Selain itu, investasi juga memerlukan kepastian regulasi. Ini pula yang mendasari hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja, sehingga investor tidak ragu dan tidak takut untuk berinvestasi di Indonesia. Moeldoko menerangkan, Presiden Joko Widodo pun memahami, tanpa adanya UU Cipta Kerja, Indonesia akan terjebak dalam middle income trap.
Di sisi lain, Moeldoko juga memastikan kebutuhan logistik terjaga melalui pembangunan infrastruktur baik darat, laut, dan udara sehingga transportasi menjadi mudah dan terjangkau.
Adapun Dubes Kim mengatakan, perpanjangan fasilitas GSP untuk Indonesia, bisa jadi momentum untuk meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat. “Ini merupakan perkembangan yang luar biasa,” jelas Kim.
Dia juga menjelaskan, pemerintah Amerika menyambut positif UU Cipta Kerja. Menurut Kim undang-undang tersebut akan meningkatkan iklim investasi di Indonesia. “Terutama, mengenai stabilitas, konsistensi, dan transparansi,” ujar Kim.
Selain mengenai ekonomi dan investasi, Kim yang akan bertugas sebagai Dubes AS untuk Indonesia dalam 3 (tiga) tahun ke depan menantikan kerja sama lebih erat dan lebih aktif di bidang layanan kesehatan dan pendidikan. Pada dua bidang ini, Kim akan berusaha mengeksplorasi cara-cara baru untuk berkolaborasi dengan Indonesia.
Dari bidang kesehatan, Dia berharap, Pemerintah AS bisa ikut berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, terutama melalui sumbangan ventilitator.
“Dari sisi pendidikan, saya juga berharap, lebih banyak lagi pelajar Indonesia yang bisa bersekolah di AS. Apalagi kami yakin, AS memberikan pendidikan lebih baik dari negara lain,” imbuh Kim. Menutup pertemuan ini, Moeldoko dan Kim pun sepakat, ke depannya hubungan Indonesia di beberapa area perlu diperkuat dan ditingkatkan kembali. (HS-08)