HALO BATANG – Pemerintah Kabupaten Batang menyelenggarakan Upacara, untuk memperingati HUT Ke-57 Kabupaten Batang, yang jatuh pada Sabtu (8/4/2023).
Apel yang berlangsung di Alun-alun Batang, Kabupaten Batang, Sabtu (8/4/2023) itu diikuti seluruh unsur masyarakat.
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, mengatakan upacara itu untuk merayakan hari jadi Kabupaten Batang Ke-57 secara administratif.
“Pada umur Ke-57 sudah banyak perkembangan di Kabupaten Batang dan saya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah berjasa membangun Kabupaten Batang hingga sampai sekarang ini,” kata dia, seperti dirilis batangkab.go.id.
Dia menyebutkan, banyak hasil pembangunan yang sudah dicapai, terutama dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Menurut Lani Dwi Rejeki, pembangunan SDM tersebut penting, terlebih sebentar Kawasan Industri Terpadu Batang akan mulai beroperasi.
Operasional Kawasan Industri Terpadu Batang tersebut, tentu membutuhkan pekerja yang sebisa mungkin dipenuhi oleh warga Batang.
“Seperti tema hari jadi Kabupaten Batang kali ini yakni Batang bersinergi menuju pemulihan ekonomi berbasis keunggulan SDM dan peningkatan kemandirian keuangan daerah,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, Kabupaten Batang juga telah mencapai penurunan angka stunting yang signifikan.
Pada akhir 2021, angka Stunting di Kabupaten Batang sebesar 14,7 persen dan pada akhir 2022 mengalami, terjadi penurunan angka Stunting sebesar 11,3 persen.
Ia berharap, semakin bertambahnya usia Kabupaten Batang menjadi wilayah yang dapat bersinergi dan mandiri agar semakin maju sejahtera masyarakatnya.
Ziarah Makam
Sebelumnya, dalam rangkaian peringatan HUT Batang, Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, bersama rombongan telah berziarah ke makam Kanjeng Pangeran Adipati Mandurorejo, di Dukuh Protowetan, Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Kamis (6/4/2023) lalu.
Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, mengatakan Kyai Mandurorejo bukan hanya bupati pertama Batang, melainkan juga pejuang pengusir penjajah Belanda dan Jepang.
Wilayahnya pun cukup luas, yakni di daerah yang kini masuk Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kendal. Kala itu, wilayah-wilayah itu masih termasuk dalam kekuasaan Kerajaan Mataram.
Ketika meninggal, Kyai Mandurorejo juga dimakamkan di Kaliwungu, tepatnya di Dukuh Protowetan, yang merupakan kompleks makam para wali.
“Ziarah ini dilakukan untuk mendoakan beliau, yang telah berjasa membangun Kabupaten Batang yang pertama kali,” kata dia.
Lebih lanjut dikatakan, ziarah kepada tokoh-tokoh penting yang telah berjasa, dilakukan setiap tahun menjelang HUT Batang, juga sebagai wujud penghargaan pada para leluhur.
“Ziarah makam juga salah satu wujud, untuk menghargai para leluhur, agar masyarakat tidak lupa pada sejarah dan tahu akan asal usul pendiri Kabupaten Batang,” kata dia.
Ia menambahkan, sebagai penerus harus bersama-sama memperjuangkan membangun Kabupaten Batang.
“Setelah ziarah di makam Kaliwungu Kendal, selanjutnya ke makam 9 tokoh di kompleks makam Astana Pasekaran Batang,” ujar dia.
Kompleks Makam Astana Pasekaran yang menjadi tempat peristirahatan terakhir para Bupati Batang, di bawah pemerintahan Mataram Islam, ternyata tak pernah sepi dari peziarah.
Kompleks makam tersebut tak hanya ramai saat menjelang Hari Jadi Kabupaten Batang, namun di waktu-waktu tertentu, selalu diziarahi oleh berbagai kalangan.
Para Bupati yang dimakamkan di kompleks tersebut yakni Bupati pertama Kanjeng Raden Tumenggung Surodiningrat atau Kanjeng Sedo Rawuh, Pangeran Suroadiningrat, Tumenggung Cokrojoyo, Tumenggung Pusponegoro, Adipati Aryo Suryodiningrat.
Juru Kunci Makam Astana Pasekaran Suparno menerangkan, ziarah ke malam para Bupati telah menjadi rutinitas tiap tahunnya, menjelang Hari Jadi Kabupaten Batang. Masyarakat perlu mengetahui, bahwa tiap bulannya di hari tertentu makam ini selalu diziarahi oleh anggota Paguyuban Pengurus Rukun Tetangga (PPRT).
“Biasanya anggota PPRT setiap Jumat Kliwon malam Sabtu Manis rutin menggelar kegiatan Selapanan. Mereka membaca Yasin dan Tahlil, termasuk masyarakat umum pun ikut berziarah dan dari para Bupati yang dikebumikan di sini, makam Bupati Batang Pertama, Kanjeng Sedo Rawuh yang paling sering diziarahi,” katanya, saat ditemui di Kompleks Makam Astana Pasekaran Batang, Kabupaten Batang, Kamis (6/4/2023).
Pada Hari Jadi Ke-57 Kabupaten Batang, komplek Makam Astana Pasekaran, dipadati peziarah, yang didominasi unsur Forkopimda untuk mendampingi Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki berziarah, sebagai tanda penghormatan atas jasa-jasa leluhur pendiri Kabupaten Batang. (HS-08)