in

Hendi Senang, Angka Putus Sekolah di Kota Semarang Turun Drastis

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi foto bersama orang tua murid saat mendatangi SMP Negeri 10 Kota Semarang, Kamis (14/3/2019).

 

HALO SEMARANG – Pada tahun 2015 angka putus sekolah di Kota Semarang pada jenjang SMP termasuk cukup tinggi, sebesar 18,42%. Angka tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka putus sekolah di Kota Surakata pada jenjang SMP di tahun yang sama, yaitu hanya berada pada angka 5,27%.

Melihat hal tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi kemudian menerapkan program pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritasnya. Mulai dari program pendidikan SD dan SMP gratis, pembangunan fisik fasilitas pendidikan, hingga peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik di Kota Semarang yang menjadi bagian dari program pembangunan pendidikan yang diupayakannya.

Hasilnya, angka putus sekolah di Kota Semarang pada jenjang SMP di tahun 2017 menurun drastis menjadi 6,81%. Angka putus sekolah anak SMP di Kota Semarang itu bahkan menjadi lebih rendah dibanding Kota Surakarta yang justru meningkat menjadi 13,97 %, atau Klaten yang sebesar 14,64%, Boyolali 23,13%, Jepara 33,04%, Batang 36,84%, juga Wonosobo yang ada di angka 38,43%.

Wali Kota Semarang yang biasa disapa Hendi itu meminta semua insan pendidikan di Kota Semarang agar tak lantas mengendorkan semangatnya untuk membentuk generasi emas Kota Semarang. Salah satunya dengan berupaya menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang nyaman bagi siswa-siswinya. Hal itu disampaikannya saat mendatangi SMP Negeri 10 Kota Semarang, Kamis (14/3/2019).

Secara khusus, saat berada di sekolah yang berada di Jalan Menteri Supeno Kota Semarang itu, Hendi mendorong agar sekolah-sekolah di Kota Semarang juga dapat menjadi tempat bagi para siswa melakukan aktualisasi diri.

“Saat ini sekolah tidak hanya menjadi tempat mencari ilmu, tetapi juga harus menjadi rumah kedua yang memberi kenyamanan bagi para siswa. Selain itu sekolah juga harus membuka akses untuk para siswa dapat menunjukkan kreatifitasnya kepada masyarakat luas,” tegasnya.

Sementara Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kota Semarang, Erwan Rohmat mengatakan, pihaknya berupaya menjadikan lingkungan sekolah menjadi ramah bagi anak dan bebas dari bullying, dalam rangka meningkatkan kenyamanan siswa-siswi bersekolah.

Erwan melanjutkan, pihaknya juga mengoptimalkan sisi positif minat bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa terdorong lebih aktif dan fokus mengejar mimpi mereka.

Adapun Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri menyakinkan, jika program sekolah swasta gratis di Kota Semarang ditargetkan mulai berjalan di tahun ajaran baru tahun 2020. “Ada SD dan SMP swasta di Kota Semarang yang sudah setuju untuk digratiskan, kami upayakan di 2020 berjalan,” tegasnya.(HS)

Wali Kota Semarang Dorong Pajak Sektor Wisata

Setiap Tahun Ada 500 Penderita HIV/Aids Baru di Kota Semarang