ADIMUNGKAS, pemuda kelahiran Kota Semarang tahun 1996 ini tengah serius menggeluti usaha di bidang pertanian, yakni budi daya tanaman sawo jenis langka yakni Mamey Sapote atau sawo raksasa. Tanaman asal dataran Amerika Tengah dan Meksiko ini merupakan tanaman langka yang dikembangkan di Indonesia.
Buahnya dimakan di banyak negara Amerika Latin, dengan diolah menjadi makanan seperti milkshake dan es krim. Sedangkan pohonnya juga dibudi dayakan di Karibia.
Bagi Adi, panggilan akrabnya, tanaman sawo yang masih banyak peminatnya ini bisa dijadikan peluang bisnis sekaligus menambah pengalaman sendiri dalam hal budi daya sawo jenis Mamey Sapote ini.
Meski, Adi yang baru menggeluti budi daya ini sebagai salah satu karyawan dari pemilik kebun di Mijen, Kota Semarang sejak beberapa tahun lalu, namun dia mengaku bisa menambah penghasilannya sekaligus juga wawasannya terkait budi daya tanaman tersebut.
Dikatakan Adi, selain dirinya menjual berupa buah sawo, di tempat usahanya juga menjual beberapa bibit sawo, baik jenis Magana dan Keywest. Sepengetahuannya, ada sekitar tujuh jenis sawo Mamey Sapote atau sawo raksasa yang sudah banyak dikembangkan di Indonesia.
“Bibit sawo yang dibudi daya di sini dihasilkan dari indukan tanaman sawo yang sudah ditanam selama belasan tahun lalu yang lokasinya tidak jauh dari tempat usaha. Indukan jenis megana sudah mencapai sekitar tinggi 15 meter jenis megana. Buahnya berbentuk bulat, ukurannya tiga kali lebih besar dari buah sawo pada umumnya. Dan memiliki berat sampai satu kilogram per buahnya,” jelas Adi, Rabu (22/2/2023).
Tanaman sawo jenis ini, kata Adi, cocok untuk ditanam di pekarangan rumah karena bisa memberikan efek rindang dan sejuk. “Tapi kalau tanaman indukan jenis keywest, lebih tinggi saat ini sekitar 20 meter, cirinya terlihat dari daunnya lebih panjang dari jenis megana. Kalau berat buahnya, bisa sekitar 3 sampai 4 kilogram per buah, atau 5 kali lebih besar jika dibandingkan dengan sawo lokal. Buahnya berbentuk lonjong berbeda dengan sawo pada umumnya. Sawo jenis ini paling enak dibandigkan dengan jenis mamoy sapote lainnya. Daging buahnya sangat tebal dan memiliki rasa manis, teksturenya dagingnya juga lembut,” paparnya.
Dilanjutkan Adi, sedangkan bibit tanaman sawo paling kecil dijual sekitar Rp 250 ribu per bibit. “Dan bibit yang agak besar dijual Rp 450 ribu sampai Rp 500 ribu. Tergantung tinggi batang dan luas polibagnya. Sedangkan buahnya sendiri dijual Rp 100 ribu per kilogramnya. Biasanya, rata-rata buah seberat 3-4 kilogram,” ujarnya.
Dikatakan pria yang suka berkebun ini, jika dirinya ingin menjadi seorang petani yang sukses. “Karena selain sektor pertanian yang bisa menyerap banyak tenaga kerja, juga ingin berbagi wawasan dan mengajak anak muda lainnya untuk mengembangkan diri dalam bidang pertanian. Biasanya anak muda gak mau untuk berkebun atau bertani terjun ke sawah, padahal untuk menjadi petani tidak harus membawa cangkul ke sawah, tapi bisa mengelola sawahnya dengan modern dan serba digital seiring dengan perkembangan zaman,” pungkas pria yang juga seorang jurnalis lokal Semarang di salah satu koran cetak ini.(HS)
