in

Profil Lengkap Yoyok Yoyok Sukawi, Calon Wali Kota Semarang

Yoyok Sukawi.

YOYOK SUKAWI punya nama asli Alamsyah Satyanegara Sukawijaya, lahir pada tanggal 1 Maret 1978 (45 tahun). Yoyok Sukawi dikenal publik sebagai politisi Partai Demokrat dan CEO PSIS. Putra dari Sukawi Sutarip (mantan Wali Kota Semarang) dan Endang Setyaningdyah (mantan Bupati Demak) ini memiliki latar belakang keluarga yang kuat dalam pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Inilah yang membentuk karakter dan visi kepemimpinan yang berfokus pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Yoyok Sukawi menjadi kebanggaan warga Semarang, salah satunya, karena di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami berbagai perubahan dan mencapai prestasi yang signifikan, termasuk promosi ke Liga 1 Indonesia pada musim 2017. Selain reputasi PSIS meningkat, Yoyok membuktikan kepemimpinan efektif dan inovatif dalam mengelola organisasi besar.

Yoyok Sukawi menjadi calon wali kota Semarang pada Pilkada 2024 berpasangan dengan Joko Santoso (Joss). Pasangan ini mendapat dukungan dari 18 partai, baik partai parlemen maupun non-parlemen. Besarnya dukungan ini mencerminkan kepercayaan mayoritas partai politik terhadap kemampuan dan visi yang dimiliki oleh Yoyok untuk memimpin Kota Semarang menuju masa depan yang lebih baik.

Yoyok dulu bersekolah di SMP 5 Semarang, SMA 1 Semarang. Yoyok bergelar magister di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang pada 2024. Yoyok mulai berkarir sebagai Direktur Utama di PT Kartina Adi Wijaya dan Komisaris di beberapa perusahaan.

Karir politik Yoyok dimulai pada tahun 2006 ketika ia ditunjuk sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah Bidang Pemuda dan Olahraga. Jabatan ini memberinya kesempatan untuk lebih memahami dinamika politik lokal dan nasional, serta memperluas jaringan dan pengaruhnya. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Tengah, di mana Yoyok memainkan peran penting dalam mengembangkan strategi partai dan membangun hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan.

Sebagai seorang legislator, Yoyok memulai kiprahnya di DPRD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 dan kemudian terpilih sebagai Anggota DPR RI pada 2019. Di DPR RI, ia ditugaskan di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, olahraga, dan pariwisata. Dalam perannya ini, Yoyok menunjukkan dedikasi yang mendalam terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan pariwisata di daerah pemilihannya, serta memperjuangkan berbagai program kesejahteraan sosial lainnya.

Yoyok PSIS mengalami berbagai transformasi yang signifikan, baik dari segi manajemen maupun prestasi. Yoyok berhasil mengangkat PSIS ke Liga 1 pada musim 2017, sebuah pencapaian yang menunjukkan kemampuannya dalam mengelola klub secara profesional dan visioner. Selain itu, ia juga memastikan PSIS memiliki fasilitas sendiri, seperti mes pemain dan tempat latihan, yang menandai kemandirian dan profesionalisme klub.

Selain sepak bola, Yoyok juga aktif dalam berbagai organisasi olahraga lainnya. Ia pernah menjadi Penasehat Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan memimpin Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinannya, cabang olahraga judo berhasil meraih dua medali emas di PON XIX Jabar, menunjukkan kemampuannya dalam memotivasi dan memimpin tim menuju keberhasilan. Perannya dalam berbagai organisasi olahraga menunjukkan komitmen Yoyok terhadap pengembangan olahraga di tingkat lokal dan nasional.

Keterlibatannya dalam olahraga tidak hanya terbatas pada sepak bola dan judo. Yoyok juga pernah menjadi wakil ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Jawa Tengah. Dalam setiap perannya, Yoyok selalu berusaha untuk meningkatkan fasilitas dan kesempatan bagi para atlet, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga. Dedikasinya terhadap olahraga menunjukkan dukungannya terhadap pembinaan generasi muda dan pengembangan potensi atlet lokal.

Inspirasi utama dalam karir politik Yoyok Sukawi berasal dari kedua orang tuanya, Sukawi Sutarip dan Endang Setyaningdyah, serta mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ayahnya, sebagai mantan Wali Kota Semarang, dikenal sebagai sosok yang humble dan dekat dengan masyarakat. Dari ayahnya, Yoyok belajar pentingnya merangkul dan membantu orang lain, serta bagaimana bersikap terbuka dan berkomunikasi dengan berbagai lapisan masyarakat. Karakter ini menjadi fondasi kuat dalam pendekatan kepemimpinannya yang inklusif dan empatik.

Ibunya, Endang Setyaningdyah, yang pernah menjabat sebagai Bupati Demak, mengajarkan Yoyok tentang pentingnya kedisiplinan dan kerja keras. Endang dikenal sebagai sosok yang teliti dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Dari ibunya, Yoyok belajar tentang manajemen waktu dan komitmen untuk melayani masyarakat. Nilai-nilai ini tertanam dalam dirinya dan diterapkan dalam setiap aspek kehidupan dan karirnya, baik dalam bisnis maupun politik.

Integritas

Selain kedua orang tuanya, Yoyok juga terinspirasi oleh Susilo Bambang Yudhoyono, terutama dalam hal integritas dan kepemimpinan yang berfokus pada kepentingan rakyat. “Beliau pernah ngomong gini ke saya, ‘Yok, kamu jadi politikus kalau kamu pengen sesuatu, kamu harus usaha, kamu lobi kanan kiri, terus kok ga bisa, kamu terima apa adanya, gak bisa kamu paksakan’,” ujar Yoyok. Nasihat ini menjadi pedoman bagi Yoyok dalam menghadapi tantangan politik dan mewujudkan visi serta misinya untuk Kota Semarang.

Yoyok Sukawi menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan dan pengembangan generasi muda melalui berbagai inisiatif dan program yang telah dilaksanakan. Sebagai anggota DPR RI, ia aktif dalam memperjuangkan alokasi anggaran untuk pendidikan dan kesejahteraan sosial. Salah satu inisiatifnya yang paling menonjol adalah pembagian ribuan beasiswa PIP untuk siswa SD hingga SMA di Kota Semarang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas dan setara.

Selain itu, Yoyok juga memberikan perhatian khusus pada bidang olahraga sebagai media pengembangan karakter dan potensi generasi muda. Melalui Elite Pro Academy PSIS, ia memfasilitasi pengembangan bakat sepak bola anak-anak muda di Semarang. Akademi ini tidak hanya melatih keterampilan teknis pemain, tetapi juga menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama tim, dan sportivitas. Dengan demikian, Yoyok berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan generasi muda yang kompeten dan berintegritas.

Yoyok juga mengalokasikan beasiswa KIPK bagi mahasiswa, yang memungkinkan ribuan mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan menyediakan berbagai bentuk dukungan ini, Menurutnya, prioritas pembiayaan pendidikan untuk SD sampai perguruan tinggi sangat utama, karena pendidikan mendapatkan 20% alokasi APBN. Yoyok berharap dapat menginspirasi dan memotivasi generasi muda untuk terus berprestasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Komitmen Yoyok terhadap pendidikan dan pengembangan generasi muda mencerminkan visinya untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi Kota Semarang.

Potensi Generasi Muda

Yoyok Sukawi memiliki visi yang jelas untuk Kota Semarang, terutama dalam mendukung dan mengembangkan potensi generasi muda. Salah satu gagasan utamanya adalah menyediakan fasilitas legal untuk balapan, yang ditujukan untuk mengakomodasi hobi anak muda yang gemar balap motor.

Yoyok berencana untuk memanfaatkan sirkuit di Mijen sebagai wadah bagi para pebalap muda untuk berlatih dan berkompetisi secara aman dan teratur. “Saya akan seneng apabila ada wadah untuk anak muda balapan secara legal. Anak-anak muda itu butuh tempat atau wadah keratifitas, mereka yang senang balapan ketika didukung dari situ berpotensi muncul bibit pembalap,” kata Yoyok.

Yoyok berharap dapat mengubah fenomena balap liar menjadi kegiatan yang positif dan terarah, serta menciptakan peluang bagi munculnya atlet balap profesional dari Semarang.

Selain itu, Yoyok melihat potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi kreatif di kalangan anak muda. Ia ingin mendorong anak-anak muda untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka dalam berbagai bidang, termasuk otomotif, seni, dan teknologi. Dengan menyediakan ruang dan fasilitas yang memadai, Yoyok berharap dapat menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan kreativitas anak muda, serta membuka peluang baru bagi pengembangan bisnis dan usaha mandiri. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Yoyok Sukawi mendapatkan dukungan politik yang luas dalam upayanya menjadi calon Wali Kota Semarang pada Pilkada 2024. Bersama pasangannya, Joko Santoso, Yoyok diusung oleh koalisi 18 partai politik yang tergabung dalam Koalisi Semarang Maju Bermartabat.

Partai-partai ini mencakup berbagai spektrum politik, baik dari partai parlemen seperti Demokrat, Gerindra, PKS, PKB, PSI, Golkar, PAN, PPP, dan Nasdem, serta partai non-parlemen seperti Partai Buruh, Gelora, PKN, Haruna, Garuda, Prima, Ummat, PBB, dan Perindo. Dukungan yang solid ini menunjukkan kepercayaan dan harapan berbagai kalangan politik terhadap kepemimpinan Yoyok dan visinya untuk memajukan Kota Semarang.

Koalisi ini tidak hanya memberikan dukungan politik, tetapi juga menyediakan sumber daya dan jaringan yang diperlukan untuk memenangkan pilkada.

Rekam Jejak

Yoyok dan Joko memiliki akses yang lebih luas untuk berkomunikasi dengan berbagai segmen masyarakat dan menyampaikan visi serta program kerja mereka. Selain itu, dukungan ini juga mencerminkan pengakuan atas rekam jejak Yoyok dalam dunia politik dan kemampuannya dalam memimpin serta mengelola pemerintahan.

Strategi kampanye Yoyok dan Joko difokuskan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Semarang, dengan menekankan pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi kreatif.

Koalisi yang solid ini memungkinkan mereka untuk merancang dan melaksanakan program-program yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, serta membangun Semarang sebagai kota yang maju dan berdaya saing. Dengan dukungan politik yang kuat, Yoyok dan Joko optimistis dapat membawa perubahan positif dan mewujudkan visi mereka untuk Kota Semarang.

Yoyok Sukawi memandang kritik dan saran sebagai elemen penting dalam kepemimpinan yang efektif dan responsif. Ia percaya bahwa seorang pemimpin harus terbuka terhadap berbagai pandangan dan masukan, baik dari masyarakat maupun rekan kerja.

Bagi Yoyok, menerima kritik dan saran bukan hanya tentang mendengarkan, tetapi juga tentang menilai dan mengevaluasi diri untuk perbaikan yang berkelanjutan. Ia memahami bahwa kritik yang konstruktif dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan kualitas kebijakan dan pelayanan publik.

Yoyok Sukawi menjadi calon wali kota Semarang bukan hanya dorongan dari para pendukung, mayoritas partai koalisi, dan arus bawah. Lebih dari ifu, sosok Yoyok Sukawi sudah lama mempersiapkan diri untuk memimpin Kota Semarang.(HS)

Tingkatkan Kewaspadaan, Karyawan Gets Hotel Semarang Dilatih Tanggap Bencana

Ziarah ke Makam Sunan Pandanaran Semarang, Yoyok-Joss Ingin Teladani Tokoh Pendiri Kota