
HALO SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan agar semua mal di provinsi ini menaati protokol kesehatan. Termasuk di antaranya harus menolak pengunjung jika mal sudah melebihi kapasitas.
“Di sini nanti akan dikontrol berapa jumlah pengunjung. Jadi nanti dari sisi okupansi akan dicek satu persatu, sehingga kalau nanti kapasitasnya terlalu banyak, kami minta untuk ditolak atau disuruh nunggu,” tegas Ganjar saat memantau salah satu mal penyedia peralatan rumah tangga Queen City, di Jalan Pemuda Kota Semarang, Rabu (24/6/2020) pagi.
Jika hal itu bisa dikontrol, maka mudah-mudahan akan berjalan baik. Pemberlakuan kenormalan baru yang taat protokol kesehatan itu berlaku untuk semua mal di Jateng.
“Semuanya (mal) kami harapkan nanti melakukan seperti ini. Semuanya. Maka simulasi menjadi penting untuk setiap pengelola (mal),” imbuh Ganjar.
Di sela-sela kegiatan bersepeda pagi, Ganjar memang mengamati langsung praktik protokol kesehatan di mal yang baru buka tersebut. Ganjar sebelum masuk mal, terlihat diperiksa petugas mal. Seperti memeriksa suhu tubuh dan memberikan cairan pembersih tangan ke Ganjar.
Dalam pantauannya, Gubernur terlihat mengamati aktivitas mal. Mulai dari gerai-gerai sekaligus para pekerjanya, sistem antrean pembayaran hingga kesiapan praktik protokol kesehatan lain di mal itu.
Maka pemerintah meminta pengunjung mal nanti yang masuk juga mematuhi posisi antre, jaga jarak, mengenakan penutup muka dengan masker, dan memerhatikan model transaksi pembayaran.
Sementara Vice President Kawan Lama Corporate selaku pengelola mal Queen City, Dasep Suryanto menjelaskan, pihaknya sangat berterima kasih kepada Pemprov Jateng yang sangat positif dalam menyikapi Covid-19.
“Jateng saya lihat sangat konsisten bagaimana kesehatan tetap terjaga, namun di sisi lain geliat ekonomi tetap berjalan. Ini hal yang sangat bagus,” kata Dasep di lokasi.
Harapannya, kedatangan gubernur akan menginspirasi semua peritel lain bahwa datang ke ritel modern itu aman karena memerhatikan protokol kesehatan. Mulai dari jarak diatur, diperiksa suhu tubuhnya, dan lainnya.
“Jadi tidak ada kekhawatiran masyarakat untuk berbelanja. Karena kita memang komitmen di samping kesehatan, juga ekonomi harus jalan,” ujarnya.
Pihaknya juga memastikan karyawan masuk dalam kondisi sehat. Kalau kurang fit maka akan diistirahatkan hingga mereka pulih. Termasuk jumlah mereka diatur agar jangan sampai mereka melebihi kapasitas yang seharusnya.
“Kami jaga 50 persen. Mereka kami siapkan makanan yang sehat, jadi perusahaan kasih makan gratis kepada karyawan, vitamin kami berikan,” imbuhnya.(HS)