
HALO SEMARANG – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu secara bersama-sama meresmikan Galeri Industri Kreatif yang berada di Gedung Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Kawasan Kota Lama, Minggu (26/5/2019).
Galeri yang telah dipersiapkan lebih dari satu tahun ini digadang-gadang akan menjadi jujugan wisata baru di Kawasan Kota Lama.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) yang juga Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, hal yang membedakan antara Galeri Industri Kreatif dengan galeri lainnya yaitu galeri ini menghadirkan berbagai jenis industri kreatif, antara lain barang antik, kuliner, fashion, handicraft, hingga furniture.
“Di sini pelaku industri jadi satu tempat, jadi pengunjung mau beli oleh-oleh, makanan, fashion, bisa di sini. Makanan yang ada juga tidak hanya khas Semarang saja, tapi juga dari berbagai daerah. Kami juga menghadirkan kuliner khas anak-anak millenial. Sehingga diharapkan anak-anak remaja juga datang ke sini,” tutur Ita sapaan Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Selain menghadirkan berbagai jenis industri kreatif, sambung Ita, hal yang membedakan dengan galeri lainnya yaitu pembayaran dengan sistem cashless atau pembayaran non tunai yang bekerja sama dengan Bank Jateng.
Para pengunjung yang hendak membeli apapun di galeri tersebut harus membayar secara non tunai. Pihak Bank Jateng juga melayani penukaran uang menjadi non tunai bagi masyarakat yang berkunjung.
“Dengan pembayaran non tunai ini diharapkan akan memudahkan orang bertransaksi,” imbuhnya.
Ita membeberkan, pembuatan Galeri Industri Kreatif ini menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank Jateng senilai Rp 1,6 miliar.
Menurut Ita, momen peresmian Galeri Industri Kreatif ini sangat tepat karena mendekati libur Lebaran. Dia berharap, galeri ini bisa menjadi wisata baru bagi para pengunjung Kota Lama.
Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah Pemkot Semarang dengan mengubah tempat yang semula menjadi gudang buku Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah ini menjadi tempat yang memiliki daya tarik wisata.
“Luar biasa, tempat ini sudah disulap Pak Hendi dan Mbak Ita. Saya tidak menduga akhirnya ‘ruang hantu’ ini bisa keren, bisa memamerkan karya-karya yang sangat menarik. Mudah-mudahan bisa menjadi destinasi yang sangat menarik,” tutur Ganjar.
Menurut Ganjar, upaya ini membuat kaya suasana Kota Lama. Hanya saja, pemkot perlu menambahkan berbagai event di galeri tersebut agar dapat menarik orang untuk datang ke tempat yang baru saja diresmikan itu.
“Perbankan jalan, industri kecil bisa masuk. Saya membayangkan para seniman mengisi live music saat malam maka akan sangat menarik orang datang ke sini,” kata Ganjar.
Jika seluruh pembangunan Kota Lama telah rampung, dia pun bersedia mengundang Presiden Republik Indonesia untuk hadir meresmikan Kota Lama.
Dia juga mengajak masyarakat dan para stakeholder terkait untuk bersama-sama menjaga Kota Lama agar bisa menjadi World Herritage pada 2020 mendatang.
“Ayo dipelihara bareng, jangan dikotori. Mari berperilaku sebagai pengelola tempat pariwisata. Harga tidak ngepruk, tempat bersih, orangnya ramah. Kalau itu terjadi orang senang datang ke sini,” imbuhnya.
Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, Kementrian Perindustrian, Ratna Utarianingrum juga mengapresiasi langkah Pemkot membangun Galeri Industri Kreatif ini.
Menurutnya, Kota Semarang layak menjadi Kota Fashion mengingat banyaknya desainer yang lahir dari Kota Semarang. Dukungan Pemkot juga menjadi energi yang besar termasuk pembukaan galeri ini.
“Ini memberikan semangat para pelaku industri untuk meningkatkan produktivitas. Kami memeberikan apresiasi kepada pemkot yang telah memproklamirkan diri sebagai Kota Fashion,” kata Ratna.(HS)