
SEMARANG – PT Marimas Putera Kencana telah menyadari, persoalan limbah plastik sudah menjadi momok dalam pencemaran lingkungan. Maka untuk itu, sebagai produsen makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, perusahaan yang ada di Kota Semarang ini terus menggenjot program Marimas Ecobriks, sebuah program meminimalisir sampah plastik di lingkungan. Salah satunya dengan menggandeng pelajar yang ada di Jawa Tengah.
Lantip Waspodo Humas Marimas mengatakan, program Marimas Ecobriks adalah program menarik kembali sampah plastik produk Marifood agar tak mencemari lingkungan. Salah satu cara dengan menggandeng pelajar, untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik produknya dengan ditukar dengan laptop. Program ini, katanya, sebagai kepedulian pihaknya terhadap lingkungan.
“Kami ingin mengembalikan plastik yang sudah dijual. Program ini sudah berjalan dua tahun. Salah satunya dengan menggandeng para siswa sebagai generasi muda terdidik,” katanya saat melaksanakan sosialisasi di SMP 12 Semarang, Jumat (18/1).
Program ini, katanya, merupakan program nasional dari Marifood. Teknisnya, 100 Ecobriks Marimas ditukar dengan satu laptop. Untuk program menggandeng pelajar, program ini bakal dimulai Maret 2019 nanti.
“Namun saat ini program sudah kami sosialisasikan, dan SMP 12 Semarang akan jadi pilot project. Para siswa kami minta mengumpulkan plastik produk Marifood, dan dipotong lalu dimasukkan ke botol 600 mililiter hingga berat 200 gram. Per100 botol ecobriks ini bisa ditukar dengan satu laptop,” paparnya.
Selain sekolah, pihaknya sebenarnya juga menggandeng kecamatan dan kelurahan. Namun program yang disiapkan berbeda dengan program yang menggandeng pelajar.
“Kita semua adalah produsen sampah. Awal timbulan sampah merupakan tindakan individual. Produsen sampah adalah individu-individu. Namun persoalan sampah kemudian menjadi persoalan kolektif. Hal ini terjadi karena kumpulan dari tindakan individual tersebut akhirnya menjadi tindakan kolektif. Produksi sampah dari individu-individu tersebut akhirnya mengumpul, membesar menjadi gunung sampah dan sekaligus gunung persoalan. Inilah yang ingin kami pertanggung jawabkan,” katanya.
Sementara Abimanyu siswa SMP 12 Semarang mengaku tertantang dengan program ini. Bersama rekan-rekannya, dirinya termotivasi untuk mengumpulkan sampah plastik di lingkungan sekolahnya. Tak hanya bungkus produk Marifood, limbah plastik lainnya juga dia kumpulkan untuk dikreasi menjadi karya yang berharga.
“Ketika plastik berserakan, dibakar atau dibuang sembarangan, malah meracuni tanah, udara, dan air. Ketika dikelola dan mengepak plastik ke dalam botol, kita dapat membuat banyak kreasi yang bermanfaat, misalnya bisa jadi kursi,” tandasnya.(HS)