in

Gandeng 25 SMK di Jateng, Marimas Terus Sosialisasikan Program Ecobricks

Pelatihan ecobricks bagi siswa SMKN Jateng, di Semarang, Sabtu (27/4/2019).

 

HALO SEMARANG – Dengan menggandeng 25 SMK di Jawa Tengah, PT Marimas Putera Kencana berusaha untuk mensosialisasikan program ecobricks yang sedang mereka galakkan. Sosialisasi dan pengenalan program tersebut dilakukan dengan mengundang perwakilan dari 25 SMK di Jawa Tengah, untuk diberi pelatihan di SMKN Jateng, di Semarang, Sabtu (27/4/2019).

Dian Halim, salah satu jajaran Direksi PT Marimas Putera Kencana mengatakan, program ecobricks merupakan upaya PT Marimas untuk menarik kembali dan mengelola peredaran plastik bungkus produk mereka yang ada di masyarakat.

“Kami menjalankan program ini sejak tahun 2018. Tahun ini kami berusaha bekerja sama dengan siswa SMK, dan kami menyediakan 1.000 laptop gratis yang bisa ditukar dengan produk ecobricks yang dibuat para siswa,” katanya usai pelatihan.

Dikatakan, tujuan utama program ini adalah, menarik kembali plastik kemasan produk Marimas. Hal ini sebagai tanggung jawab moral perusahaannya atas kerusakan lingkungan akibat sampah plastik.

PT Marimas Putera Kencana telah menyadari, persoalan limbah plastik sudah menjadi momok dalam pencemaran lingkungan. Maka untuk itu, sebagai produsen makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, perusahaan yang ada di Kota Semarang ini terus menggenjot program Marimas Ecobricks, sebuah program meminimalisir sampah plastik di lingkungan. Salah satunya dengan menggandeng pelajar yang ada di Jawa Tengah.

“Kenapa membidik pelajar sekolah, karena produk kami memang banyak dikonsumsi remaja usia pelajar,” jelasnya.

Syakur, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng yang datang di acara itu mengatakan, ecobricks menjadi solusi atas persoalan sampah plastik yang sederhana dan visioner. Hal itu untuk mencegah plastik berakhir di tempat pembuangan.

“Inti dari kegiatan ini ada dua, mengasah mental kewirausahaan dan kepedulian lingkungan bagi siswa. Selain belajar soal wirausaha, para siswa juga akan diajari bagaimana peduli terhadap lingkungan. Kami juga berharap kegiatan ini bisa mengasah kreatifitas siswa. Harapan kami para lulusan SMK ini bisa mandiri dan jadi wirausahawan. Membekali skill dan kemampuan untuk para generasi muda yang memiliki jiwa entrepreneur dengan mengolah sampah plastik,” tandasnya.

Lantip Waspodo Humas Marimas mengatakan, program Marimas Ecobricks adalah program menarik kembali sampah plastik produk Marimas agar tak mencemari lingkungan. Salah satu cara dengan menggandeng pelajar, untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik produknya dengan ditukar dengan laptop.

“Kami ingin mengembalikan plastik yang sudah dijual. Program ini sudah berjalan dua tahun. Salah satunya dengan menggandeng para siswa sebagai generasi muda terdidik,” katanya.

Program ini, katanya, merupakan program nasional dari Marimas. Teknisnya, 100 Ecobricks Marimas ditukar dengan satu laptop.

“Para siswa kami minta mengumpulkan plastik produk Marimas, dan dipotong lalu dimasukkan ke botol 600 mililiter hingga berat 200 gram. Per100 botol ecobricks ini bisa ditukar dengan satu laptop,” paparnya.

Selain sekolah, pihaknya sebenarnya juga menggandeng kecamatan dan kelurahan. Namun program yang disiapkan berbeda dengan program yang menggandeng pelajar.

“Kita semua adalah produsen sampah. Awal timbulan sampah merupakan tindakan individual. Produsen sampah adalah individu-individu. Namun persoalan sampah kemudian menjadi persoalan kolektif. Hal ini terjadi karena kumpulan dari tindakan individual tersebut akhirnya menjadi tindakan kolektif. Produksi sampah dari individu-individu tersebut akhirnya mengumpul, membesar menjadi gunung sampah dan sekaligus gunung persoalan. Inilah yang ingin kami pertanggung jawabkan,” tandasnya.(HS)

Enam Wanita Peroleh Kartini Award, Nawal Nur Arafah Yasin Berharap Bisa jadi Inspirasi Kaum Millenial

Tanggal 2 Mei, Hindari Jalan Pemuda Semarang Karena Akan Ditutup Total