PEMKOT Semarang meresmikan pusat kuliner di Jalan Depok, Semarang, Jumat (24/1/2020) malam. Pusat kuliner yang memanfaatkan badan jalan ini, nantinya akan buka setiap Jumat dan Sabtu pada pukul 18.00-01.00. Ini merupakan upaya Pemkot Semarang, dalam rangka membuat Kota Semarang semakin bergairah dan meriah saat malam hari. Para pedagang pun diminta untuk tidak menaikkan harga secara tidak rasional, dan diharapkan sajian kuliner di sana terjangkau oleh masyarakat kecil maupun menengah.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, wisata kuliner diisi 72 tenant. Sebanyak 32 tenant tersebut, merupakan binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Dirinya berharap, keberadaan pusat kuliner tersebut bisa dijaga, baik kualitas, rasa, keamanan, maupun harganya. Disampaikannya, seringkali kegagalan wisata kuliner terjadi karena saat telah dikenal masyarakat luas, pedagangnya kemudian ‘mremo’ atau menaikkan harga yang tak rasional.
“Harga minuman es teh yang biasanya hanya Rp 2 ribu jangan dinaikkan menjadi Rp 10 ribu, ayam goreng Rp 10 ribu jangan dinaikkan menjadi Rp 50 ribu. Jika itu dilakukan, dalam jangka waktu tidak lama, pusat kuliner yang ada akan menjadi sepi,” ujar Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi saat memberikan sambutan pelucuran pusat kuliner di Jalan Depok, Jumat (24/1/2020) malam.
Dulu, kata dia, jalan tersebut memang telah dikenal sebagai salah satu pusat kuliner khas di Kota Semarang. Ada Nasi Goreng Pak Sabar, Tahu Pong Bu Pur dari Sukabumi, Tio Cio, maupun masakan Padang. Pemkot Semarang pun ingin ‘menggarap’ dengan lebih serius potensi yang ada. Melalui pusat kuliner ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian di Kota Atlas tersebut. Menurut Hendi, itu karena Kota Semarang tidak mempunyai potensi alam seperti pasir putih di Bali atau laut biru seperti di Raja Empat. Jadi pihaknya dituntut bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam upaya pengembangan wisata.
“Kami berkeyakinan bisa membuat Kota Semarang lebih hebat melalui kekompakan masyarakatnya yang mau bergerak bersama. Untuk itu mari jaga bersama-sama, agar pusat kuliner mampu meningkatkan kedatangan wisatawan. Membuat pendapatan dari sektor pariwisata semakin naik, sehingga pembangunan di Kota Semarang bisa semakin massif,” terang dia.
Acara peresmian pusat kuliner di Jalan Depok, Semarang dihadiri Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, Kasdam IV/Diponegoro Teguh Muji Angkasa, Wakil Wali Kota Heaverita Gunaryanti Rahayu, jajaran Forkompinda Kota Semarang, dan tamu undangan lainnya.
Sementara itu, Teten Masduki menyampaikan, jika keberadaan kuliner lokal akan mampu mendorong pertumbuhan UMKM, yang selama ini diketahui lebih banyak bergerak di bidang tersebut. Kementerian Koperasi dan UMKM juga tengah mendorong masyarakat agar mengkonsumsi produk-produk lokal.
“Selama ini, kuliner lokal tidak kalah dengan produk-produk luar. Ini penting karena memang sudah saatnya masyarakat di Indonesia memperkuat produk-produk lokal. Keberadaan pusat kuliner ini tentunya akan mendorong agar UMKM kuliner mampu berkembang dengan baik,” ucap dia.
Selain pusat kuliner, Teten Masduki menyebut, jika pelaku UMKM perlu dukungan dalam pembiayaan modal, pengemasan, hingga pemasaran produk-produknya. Apalagi, kata dia, banyak investor asing yang berkeinginan untuk berinvestasi pada bidang kuliner. Sebagai contoh, telah ada warung kopi yang mendapatkan investasi puluhan juta dollar dari investor asing.
“Itu karena bisnis memiliki model untuk dapat berkembang. Jadi, hal tersebut harus dilakukan. Seperti produk-produk asing yang kemudian direplikasi, sehingga berkembang di mana-mana. Membuat orang yang hendak berinvestasi pasti memperoleh keuntungan. Hal ini juga harus bisa diterapkan di bidang kuliner,” tandasnya.(HS)