HALO REMBANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, menilai pembangunan pembangunan cek dam dapat menjadi solusi permanen mengatasi kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo, mengatakan pemberian bantuan air bersih yang selama ini dilakukan, hanya merupakan solusi sementara bagi masyarakat terdampak.
Adapun pembangunan cek dam atau bangunan sederhana pengendali sedimen, dapat menjadi salah satu solusi untuk mencukupi kebutuhan air pada musim kemarau.
Dengan bangunan tersebut, menurut dia, air hujan tak langsung terbuang, melainkan dapat ditampung sementara.
“Karena saat ini ketika hujan, air sungai langsung lewat begitu saja, langsung habis,” kata Puji, Kamis (11/7/2024), seperti dirilis rembangkab.go.id.
Beberapa desa di Kabupaten Rembang telah merasakan manfaat dari cek dam dalam mengantisipasi kekeringan.
Salah satunya adalah Desa Pranti di Kecamatan Sulang, yang kini bisa lebih lama bertahan tanpa bantuan droping air.
“Pranti yang dulu mulai Juni sudah kekeringan, saat ini baru mengajukan droping air pada September. Itu hasil dari cek dam, yang berdampak pada dua desa, yakni Desa Pranti dan Bogorame karena [sungainya] satu jalur,” ujarnya.
Puji memperkirakan jika cek dam juga dibangun di sungai-sungai lain yang mengalir ke desa-desa, maka jumlah desa yang terdampak kekeringan akan berkurang setiap tahunnya.
Saat ini, sebanyak 66 desa di Rembang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
“Itu solusi bagus menurut saya. Karena sekarang sumber air tanah permukaan semakin berkurang,” kata dia. (HS-08)