HALO SEMARANG – Sepanjang 2018, bisnis properti di Kota Semarang masih mengalami kelesuan. Bahkan sejumlah konsultan properti menyebutkan bahwa pasar properti tahun 2018 merupakan yang terendah sejak tahun 2013 dan diprediksi baru akan mulai merangkak naik di semester II 2019.
Hal itu diakui Kisworo Rudiyanto Owner PT Rudensia Jaya usai Talkshow “Strategi Developer Propertry di Era Digital” yang diadakan Kadin Kota Semarang di Java Mall, Sabtu (23/3/2019).
Namun dia memprediksi, bisnis properti di Kota Semarang akan mulai menggeliat awal April-Mei. Siklus seperti itu memang bisa diprediksi, dan pengusaha dituntut pintar memanfaatkan momen.
“Awal tahun dan akhir tahun pasti ada kelesuan. Karena akhir tahun semua pihak akan menarik uang untuk pelaporan keuangan. Mereka baru akan mengeluarkan uangnya sekitar April,” katanya.
Diakuinya, bisnis properti pada tahun 2018 masih stagnan atau belum bisa berkembang. Termasuk bisnis properti perumahan kelas menengah. Lesunya penjualan properti ini terjadi karena kondisi ekonomi pada 2018 yang kurang baik.
“Lesunya kondisi ekonomi, memaksa pengusaha properti melakukan penurunan harga agar bisa menjual produk. Termasuk memberikan promo bagi pembeli rumah. Namun mulai awal 2019 ini harga sudah mulai dinaikkan dan ternyata tetap ada konsumen,” katanya.
PT Rudensia Jaya sendiri merupakan pengembang kawasan perumahan Bukit Rudensia di daerah Mangunharjo, Tembalang yang mengusung konsep kawasan perumahan bebas mati lampu. Perusahaan ini memberikan genset kepada setiap pembeli rumah. Saat ini pihaknya sedang mengembangkan dua klaster perumahan lain yakni Villa Rudensia dan Grand Rudunsia yang menyasar segmentasi menengah atas di atas lahan 2,6 hektare.
“Kami berharap kondisi ekonomi membaik dan terus berkembang, sehingga investasi semakin maju. Kami optimistis, ada proyeksi kenaikan penjualan sekitar 30 persen pada tahun ini,” tuturnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Kota Semarang bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Semarang menggelar Semarang Business & Entrepreneur Expo 2019. Acara yang dihelat di Java Mall Semarang 20 Maret hingga 26 Maret 2019 itu diikuti puluhan pelaku UMKM, termasuk pengembang perumahan.
Ketua Kadin Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara mengatakan, pihaknya menargetkan transaksi Rp 10 miliar tercapai dari acara itu. Untuk mencapai target Rp 10 miliar, akan diadakan talk show dari masing-masing outlet yang ikut pameran pada expo.
Menurutnya, hal itu sangat penting karena akan memperkuat branding produk dari masing-masing outlet. Melalui talk show, tamu yang hadir akan melihat produk-produk yang akan dijual secara lebih lengkap.(HS)