HALO BISNIS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora resmi menandatangani kesepakatan pinjaman daerah senilai total Rp 215 miliar dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng).
Penandatanganan yang berlangsung di kantor pusat Bank Jateng, Jumat (9/5/2025) menjadi langkah strategis dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan layanan publik di wilayah Blora.
Kesepakatan ini dihadiri sejumlah tamu VVIP, di antaranya Bupati Blora Arief Rohman, Wakil Bupati, Ketua DPRD dan Wakil Ketua DPRD Blora, Sekretaris Daerah, serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Direktur Utama Bank Jateng, Irianto Harko Saputro, menjelaskan, pinjaman daerah yang disepakati terdiri dari dua jenis. Pertama, pinjaman jangka pendek sebesar Rp 10 miliar yang akan digunakan untuk pengelolaan kas daerah selama tahun anggaran 2025. Kedua, pinjaman jangka menengah sebesar Rp 205 miliar yang diperuntukkan bagi pembangunan 41 ruas jalan.
Penarikan pinjaman direncanakan pada tahun 2025, dengan masa pelunasan dimulai pada 2026 hingga 2028.
“Pinjaman daerah ini tidak hanya untuk percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan layanan publik, tetapi juga untuk mendorong pergerakan aktivitas usaha masyarakat serta memperkuat pelaku ekonomi lokal,” jelas Irianto.
Ia menegaskan, penyaluran pinjaman ini merupakan bentuk nyata kontribusi Bank Jateng dalam menjawab kebutuhan pembiayaan pembangunan di wilayah Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Blora.
“Kami berharap kerja sama ini tidak hanya menjadi proses administratif, tetapi juga langkah strategis membangun fondasi yang kuat demi masa depan Kabupaten Blora yang lebih baik. Semoga seluruh prosesnya berjalan lancar dan memberi manfaat bagi masyarakat,” tandas Irianto.
Bupati Blora, Arief Rohman menyampaikan, proses seleksi lembaga keuangan dilakukan secara transparan dan profesional. Dari empat lembaga keuangan yang mengajukan proposal, hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) menempatkan Bank Jateng sebagai yang terbaik.
“Dari empat lembaga keuangan yang mengajukan proposal, hasil analisis Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) menunjukkan bahwa PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah menempati peringkat pertama,” ujarnya.
Bupati menyebut pinjaman merupakan yang kedua kali dilakukan Pemkab Blora bersama Bank Jateng, setelah sebelumnya pada 2022 mengajukan pinjaman senilai Rp 150 miliar.
Kali ini, pinjaman difokuskan untuk menyelesaikan permasalahan infrastruktur yang menjadi keluhan utama masyarakat.
“Tujuannya adalah mempercepat penyelesaian berbagai permasalahan infrastruktur yang selama ini menjadi keluhan masyarakat. Dengan demikian, manfaat pembangunan bisa lebih cepat dirasakan, dan diharapkan memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati.
Ia menyebut, pihaknya kini juga sedang fokus pada penguatan ketahanan pangan sebagai bagian dari agenda pembangunan berkelanjutan di Blora. Hal ini selaras dengan arahan Gubernur Jawa Tengah yang menargetkan swasembada pangan pada 2026.
“Gubernur Jawa Tengah telah menekankan tahun 2026 menjadi tonggak swasembada pangan. Alhamdulillah, Blora saat ini berada di peringkat enam besar produksi padi se-Jawa Tengah, dan dua besar untuk jagung. Ini harus kita pertahankan dan tingkatkan,” kata Bupati.
Pinjaman daerah menjadi solusi keuangan yang efektif bagi pemerintah daerah dengan keterbatasan anggaran, memungkinkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik dilakukan dalam satu tahun anggaran tanpa membebani APBD berjalan.
Selain itu, pinjaman ini juga berkontribusi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), mendorong aktivitas usaha, serta memperkuat peran BPD dalam pembangunan ekonomi daerah.
Dengan penyaluran dana tersebut, Bank Jateng kembali menunjukkan peran strategisnya sebagai mitra utama pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. (HS-06)