
HALO SEMARANG – Pemkot Semarang terus melakukan upaya penanganan banjir di Kota Semarang. Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, beberapa sungai di Kota Semarang sudah dilakukan normalisasi, di antaranya Banjirkanal Barat (BKB) dan Banjirkanal Timur (BKT).
Normalisasi sungai lain masih akan terus dilaksanakan.
Di samping itu, pekerjaan yang harus diselesaikan untuk menuntaskan persoalan banjir yaitu perbaikan drainase atau saluran sekunder di sejumlah titik. Dia ingin seluruh sistem saluran sekunder bisa berfungsi secara normal, sehingga air tidak menimbulkan genangan. melainkan bisa langsung masuk ke kolam penampungan untuk dipompa ke saluran utama.
“Pekerjaan rumah perbaikan drainasi masih banyak. Saluran sekunder ini harus semakin kami tajamkan lagi,” tutur Iswar baru-baru ini.
Dikatakan, wilayah banjir di Kota Semarang sudah semakin menurun. Pada 2011, wilayah rawan banjir mencapai 41,02 persen, saat ini telah berkurang menjadi 13,71 persen. Wilayah yang masih masuk daerah rawan banjir itu akan dituntaskan sebelum masa periode Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berakhir.
“Tahun 2020 kami menuntaskan visi misi wali kota karena sudah akan berakhir 2021. Yang belum tuntas kaitan dengan lamanya genangan, ini tinggal berapa persen kami ingin segera tuntaskan,” paparnya.
Lebih lanjut, Iswar menambahkan, awal 2020 Pemkot Semarang sudah melakukan lelang proyek fisik di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Dia meminta OPD segera melakukan programnya setelah lelang selesai, sehingga proyek bisa rampung akhir 2020.
“Kami pesankan jangan sampai tertunda akhir tahun. Kami harap masyarakat menikmati pembangunan yang dilakukan Pemkot Semarang,” ucapnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Kota Semarang, Rahmulyo Adiwibowo mengatakan, solusi secara komprehensif terkait persoalan irigasi yang tidak sempurna memang harus dilakukan OPD terkait.
“Di wilayah Pedurungan dan sekitarnya, saya cenderung melihat bukan banjir tapi genangan air. Ini air antre sifatnya, karena debit air besar, saluran tidak sempurna. Karena itu, solusinya komprehensif, tidak hanya ditangani satu dinas tapi beberapa dinas terkait. Bagaimana persoalan saluran bisa tersedia baik sehingga air bisa mengalir dengan lancar,” katanya.
Di samping itu, lanjutnya, perkembangan kewilayahan di daerah tersebut meningkat seiring banyaknya perkembangan perumahan. Sehingga, diharapkan saluran air harus dipikirkan secara baik untuk meminimalisasi genangan air.(HS)