HALO SPORT – Shavkat Rakhmonov terang-terang mengajukan diri untuk menghadapi Belal Muhammad, juara kelas welter Ultimate Fighting Championship (UFC).
Namun, Belal menolak tantangan itu dan memilih mantan juara sekaligus penantang peringkat kedua, Kamaru Usman.
Remember the Name, julukan Belal Muhammad, merebut titel setelah sebelumnya tak terkalahkan dalam 10 penampilan.
Jagoan berkebangsaan Amerika Serikat (AS) dan berdarah Palestina itu menang angka atas Leon Edwards.
Nomad, julukan Shavkat, menilai Belal sebagai petarung yang tak mematikan karena kerap menang lewat keputusan juri.
Dengan rekor 24 kali menang, 3 kali kalah dan 1 kali no contest, Belal Muhammad tercatat 18 kali menang angka.
Dia tak mampu membuat laga berjalan spektakuler dan memuaskan penggemar. Penggila UFC memang lebih mengapresiasi petarung yang sering menang lewat KO atau kuncian.
Belal kalah populer lantaran tak mematikan di oktagon. Menurut Rakhmanov, divisi welter perlu memiliki sosok juara yang lebih spektakuler daripada Belal.
Jagoan berkebangsaan Kazakstan ini adalah figur yang sangat menghibur penggemar UFC.
Nomad selalu menang dalam 18 laga selama karier profesionalnya. Jumlah itu termasuk 6 kemenangan beruntun di UFC.
Hebatnya lagi, dia selalu menang finis, 8 dengan KO dan sisanya melalui submission.
Dalam 3 penampilan terakhir, petarung berusia 29 tahun tersebut berhasil menghabisi para jagoan elite di kelas welter UFC, yakni Neil Magny, Geoff Neal, dan Stephen Thompson.
Rakhmonov selalu berhasil mengunci lawan-lawannya itu. Dia lantas menyebut Belal tak pantas menjadi jawara di divisi welter.
’’Muhammad adalah mesin pencari kemenangan lewat keputusan juri. Divisi kami layak mendapatkan juara yang lebih baik,’’ ujar Rakhmonpv seperti dilansir dari Championat.(HS)