![](https://halosemarang.id/wp-content/uploads/2020/09/83ddedef-e645-4e3c-b7ce-5b3d5b530b01.jpg)
HALO SEMARANG – Sebagai bagian dari ikhtiar menghadirkan solusi menghadapi pandemi terhadap dunia UMKM, Global Wakaf – ACT menginisiasi program Wakaf Usaha Modal Mikro pada Jumat (11/9/2020).
Untuk meluaskan kekuatan kedermawanan ini, Global Wakaf – ACT mengaktivasi masjid sebagai pusat peradaban bagi masyarakat.
Dalam implementasinya, para pengurus masjid diedukasi untuk berperan aktif dalam menyejahterakan masyarakat.
Peluncuran perdana berlokasi di Masjid Al Fatah Klipang, Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Menurut Kepala Cabang ACT Jateng, Giyanto, dalam aktivasi perdana dipilih sepuluh orang penerima manfaat. Sepuluh pelaku usaha tersebut akan mendapat dukungan modal tanpa terbebani bunga pinjaman.
Dalam berjalannya program Wakaf Modal Usaha Mikro berbasis masjid ini, tim Global-Wakaf ACT juga akan memberikan pendamping kepada para pelaku usaha.
“Para pendamping bertugas memastikan semua usaha berjalan dengan baik dan berupaya menjaga pokok dana wakaf yang menjadi modal usaha para penerima manfaat. Selain itu berbagai pelatihan juga tengah disiapkan agar para kelompok usaha ini bertambah wawasan dalam bidang pemasaran produk mereka,” ungkap Giyanto.
Selaras dengan semangat membangkitkan kedermawanan Islam, nilai-nilai spiritualitas juga akan ditanamkan kepada pelaku usaha dalam setiap pertemuan.
“Saat ini Indonesia memiliki 265.677 masjid dan 305.559 musala. Namun, 89,9% dari jumlah masjid tersebut tidak memiliki kegiatan apa pun selain menjadi tempat ibadah. Oleh sebab itu kami ingin agar masjid juga menjadi sarana kebangkitan ekonomi umat,” katanya.
Proses aktivasi akan dilakukan di seluruh wilayah cakupan lembaga di 34 kota/kabupaten secara bertahap. Dengan dasar sistem Qardh al-Hasan, program Wakaf Modal Usaha Mikro memiliki peran dalam membangun komitmen para pelaku usaha penerima modal.
“Dalam program ini insya-Allah, setiap penerima manfaat akan mendapatkan modal usaha senilai Rp 1 juta – Rp 2 juta. Dan diharapkan para penerima manfaat senantiasa bertekad dalam membangun bisnisnya untuk lebih maju dan berkembang. Pemberdayaan menjadi hal mendasar demi mendorong turunnya angka kemiskinan,” lanjut Giyanto.
Hadir juga dalam serah terima bantuan koordinator majelis taklim masjid Ibu Utami Budiarsih.
“Pendampingan kelompok pelaku usaha mikro sudah berjalan di masjid. Namun kondisi pandemi menyebabkan keterpurukan di berbagai lini usaha. Hadirnya bantuan dana wakaf tentu menjadi berkah tersendiri bagi kami,” ucap Utami.
Dia berharap program wakaf modal usaha mampu berkembang lebih luas di masjid Al Fatah Klipang. “Insya-Allah bersama kita kawal kelompok usaha agar terus bertahan di masa pandemi. Semoga ikhtiar kita semua di ridhai dan menjadi manfaat seluas-luasnya untuk umat,” tambahnya.
Ditambahkan, jika direnungkan lebih jauh, masjid sebagai sebuah pusat peradaban memiliki beberapa keuntungan.
Beberapa manfaat jika potensi ekonomi masjid dapat dikembangkan, yaitu dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan dan dapat dipergunakan untuk membangun kemandirian ekonomi.(HS)